Gas dan debu yang biasanya digunakan untuk membuat bintang malah jatuh ke mulut lubang hitam supermasif.
"Semburan energi yang sangat besar sering keluar dari lubang hitam supermasif yang secara aktif memberi makan," imbuh Samuel.
Lanjutnya, pancaran itu dapat memanaskan material di sekitarnya, yang juga mencegah material runtuh untuk membentuk bintang baru.
Lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti tidak terlalu aktif saat ini.
Baca juga: Mengenal Canopus, Bintang Paling Terang Kedua di Langit Malam
Masih dari laman NASA, beberapa galaksi berbentuk spiral seperti Bima Sakti. Galaksi jenis ini memiliki lengan melengkung yang membuatnya terlihat seperti kincir.
Galaksi lain berbentuk halus dan oval yang disebut galaksi elips. Ada juga yang tidak berbentuk spiral atau oval. Mereka memiliki bentuk yang tidak beraturan dan terlihat seperti gumpalan.
Masih dari Britannica, hampir semua sistem klasifikasi galaksi saat ini merupakan pengembangan dari skema awal yang diusulkan oleh astronom Amerika Edwin Hubble pada 1926.
Dalam skema Hubble, yang didasarkan pada tampilan optik gambar galaksi pada pelat fotografi, galaksi dibagi menjadi tiga kelas umum, yaitu elips, spiral, dan tak beraturan.
Hubble membagi ketiga kelas ini menjadi kelompok yang lebih halus. Di The Hubble Atlas of Galaxies (1961), astronom Amerika Allan R. Sandage menggunakan catatan Hubble dan penelitiannya sendiri tentang morfologi galaksi untuk merevisi skema klasifikasi Hubble.
Baca juga: Apa Itu 2022 AA, Asteroid Berdiameter 42 Meter yang Akan Melintasi Bumi Februari?
Berikut bentuk galaksi:
Karakteristik galaksi elips, yaitu memiliki simetri rotasi lengkap. Terdapat sumbu utama dan sumbu rotasi.
Galaksi elips tidak mengandung debu antarbintang atau bintang terang jenis spektral O dan B.
Galaksi ini berwarna merah dan spektrumnya menunjukkan bahwa cahayanya sebagian besar berasal dari bintang tua, terutama raksasa merah yang berevolusi.
Galaksi spiral dicirikan oleh simetri melingkar, inti terang yang dikelilingi oleh piringan luar yang tipis, dan struktur spiral yang tumpang tindih.
Mereka dibagi menjadi dua kelas paralel, yakni spiral normal dan spiral berpalang.