HAI apa kabarmu?
Semoga kabarmu baik.
Tidak mudah untuk bisa segera menjawab pertanyaan "apa kabar?".
Jawaban pertanyaan ini mengandaikan kemampuan menengok hidup dalam rentang waktu tertentu, minimal rentang waktu perjumpaan dengan yang menanyakan kabar.
Untuk memperlancar dan mempercepat komunikasi, pertanyaan "apa kabar?" kerap kita jawab otomatis saja, "kabar baik!".
Sama seperti pertanyaan "apa kabar?" yang otomatis dan cenderung basa-basi, jawaban "kabar baik!" atasnya juga kita berikan secara otomatis dan cenderung basa-basi.
Tetapi apakah kita benar-benar baik ketika secara otomatis menjawab "kabar baik!"?
Coba ambil waktu sejenak saja untuk menilik sejatinya kabarmu. Saya akan menunggu dan tidak hendak tergesa-gesa melanjutkan komunikasi.
Apakah kabarmu baik, kurang baik, tidak baik, atau bahkan buruk. Sadari dan terima keadaan itu seada-adanya, sesejati-sejatinya.
Tahap pertama untuk bisa berkembang atau bertumbuh adalah menerima.
Saya sendiri berkabar baik karena anugerah kesehatan.
Tahun 2021 yang seperti roller coaster karena naik-turun, jungkir-balik, senyum-tawa, dan suka-duka baru saja kita lalui.
Banyak kenangan kita di tahun 2021. Tautan video di atas meringkaskan apa saja yang secara umum perlu kita kenang, kita jadikan pijakan untuk memasuki tahun 2022.
Di tengah ancaman varian Omicron yang sudah bertransmisi lokal di Indonesia, kasus positif Covid-19 tidak pernah melampaui angka 300 kasus sejak libut Natal dan Tahun Baru.