Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu WGS, yang Dipakai Pemerintah untuk Deteksi Sebaran Omicron

Kompas.com - 19/12/2021, 18:31 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

3. Pengurutan seluruh genom

DNA berkode batang dari banyak bakteri digabungkan dan dimasukkan ke dalam pengurutan seluruh genom. Sequencer mengidentifikasi A, C, T, dan G, atau basa, yang membentuk setiap urutan bakteri.

Sequencer menggunakan kode batang untuk melacak basis mana yang dimiliki bakteri mana.

4. Analisis data

Para ilmuwan menggunakan alat analisis komputer untuk membandingkan urutan bakteri dan mengidentifikasi perbedaan.

Jumlah perbedaan dapat memberi tahu para ilmuwan seberapa dekat hubungan bakteri itu, dan seberapa besar kemungkinan mereka menjadi bagian dari wabah yang sama.

Baca juga: Rekomendasi Ahli, Masker Terbaik untuk Cegah Varian Omicron

Cara WGS deteksi penyakit

Sekuensing seluruh genom memberikan data yang lebih rinci dan tepat untuk mengidentifikasi wabah ketimbang teknik standar yang menggunakan gel elektroforensis atau Pulsed-Field Gel Electrophoresis (PFGE).

Alih-alih hanya memiliki kemampuan untuk membandingkan genom bakteri dengan 15-30 pita yang muncul pada pola PFGE, peneliti sekarang memiliki jutaan basis untuk dibandingkan.

Tindakan itu seperti membandingkan semua kata dalam sebuah buku (WGS), bukan hanya jumlah bab (PFGE), untuk melihat apakah buku itu sama atau berbeda.

Dengan menggunakan pengurutan seluruh genom, peneliti telah menemukan bahwa beberapa bakteri yang tampak berbeda menggunakan PFGE, tetapi sebenarnya dari sumber yang sama.

Artinya, metode ini telah membantu menyelesaikan pendeteksian beberapa wabah dengan lebih cepat.

Adapun pengurutan seluruh genom adalah cara yang cepat dan terjangkau untuk mendapatkan informasi tingkat tinggi tentang bakteri hanya dengan satu tes.

Saat ini, proses karakterisasi bakteri sepenuhnya membutuhkan dua atau lebih ilmuwan untuk melakukan empat atau lebih tes terpisah termasuk PFGE.

Baca juga: Umrah Perdana Indonesia Ditunda karena Omicron, Ini Tanggapan AMPHURI

Tantangan WGS

Pada 2013, CDC mulai menggunakan sekuensing seluruh genom untuk mendeteksi wabah yang disebabkan oleh bakteri mematikan Listeria.

Sejak saat itu, metode ini memungkinkan para ilmuwan untuk:

  • Mendeteksi lebih banyak kelompok penyakit Listeria
  • Menyelesaikan lebih banyak wabah Listeria saat masih kecil
  • Menghubungkan pasien yang sakit dengan kemungkinan sumber makanan
  • Mengidentifikasi sumber makanan baru Listeria, seperti apel karamel dan es krim

CDC dengan cepat memperluas penggunaan pengurutan seluruh genom di laboratorium negara bagian.

Sementara itu, para ilmuwan segera memulai menggunakan pengurutan seluruh genom untuk penyelidikan wabah patogen bawaan makanan lainnya, seperti Campylobacter, E. Coli penghasil toksin Shiga (STEC), dan Salmonella.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas & Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas & Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com