3. Pengurutan seluruh genom
DNA berkode batang dari banyak bakteri digabungkan dan dimasukkan ke dalam pengurutan seluruh genom. Sequencer mengidentifikasi A, C, T, dan G, atau basa, yang membentuk setiap urutan bakteri.
Sequencer menggunakan kode batang untuk melacak basis mana yang dimiliki bakteri mana.
4. Analisis data
Para ilmuwan menggunakan alat analisis komputer untuk membandingkan urutan bakteri dan mengidentifikasi perbedaan.
Jumlah perbedaan dapat memberi tahu para ilmuwan seberapa dekat hubungan bakteri itu, dan seberapa besar kemungkinan mereka menjadi bagian dari wabah yang sama.
Baca juga: Rekomendasi Ahli, Masker Terbaik untuk Cegah Varian Omicron
Sekuensing seluruh genom memberikan data yang lebih rinci dan tepat untuk mengidentifikasi wabah ketimbang teknik standar yang menggunakan gel elektroforensis atau Pulsed-Field Gel Electrophoresis (PFGE).
Alih-alih hanya memiliki kemampuan untuk membandingkan genom bakteri dengan 15-30 pita yang muncul pada pola PFGE, peneliti sekarang memiliki jutaan basis untuk dibandingkan.
Tindakan itu seperti membandingkan semua kata dalam sebuah buku (WGS), bukan hanya jumlah bab (PFGE), untuk melihat apakah buku itu sama atau berbeda.
Dengan menggunakan pengurutan seluruh genom, peneliti telah menemukan bahwa beberapa bakteri yang tampak berbeda menggunakan PFGE, tetapi sebenarnya dari sumber yang sama.
Artinya, metode ini telah membantu menyelesaikan pendeteksian beberapa wabah dengan lebih cepat.
Adapun pengurutan seluruh genom adalah cara yang cepat dan terjangkau untuk mendapatkan informasi tingkat tinggi tentang bakteri hanya dengan satu tes.
Saat ini, proses karakterisasi bakteri sepenuhnya membutuhkan dua atau lebih ilmuwan untuk melakukan empat atau lebih tes terpisah termasuk PFGE.
Baca juga: Umrah Perdana Indonesia Ditunda karena Omicron, Ini Tanggapan AMPHURI
Pada 2013, CDC mulai menggunakan sekuensing seluruh genom untuk mendeteksi wabah yang disebabkan oleh bakteri mematikan Listeria.
Sejak saat itu, metode ini memungkinkan para ilmuwan untuk:
CDC dengan cepat memperluas penggunaan pengurutan seluruh genom di laboratorium negara bagian.
Sementara itu, para ilmuwan segera memulai menggunakan pengurutan seluruh genom untuk penyelidikan wabah patogen bawaan makanan lainnya, seperti Campylobacter, E. Coli penghasil toksin Shiga (STEC), dan Salmonella.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.