Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab dan Gejala Gangguan Mata Plus atau Rabun Dekat

Kompas.com - 06/12/2021, 15:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Mata plus atau gangguan mata rabun dekat dikenal juga dengan istilah hyperopia.

Gangguan ini dikenal sebagai gangguan matanya para dewasa terutama lansia. Meski sebenarnya, rabun dekat atau mata plus sendiri tak selalu muncul di usia tua.

Gangguan mata plus membuat kita tak bisa melihat dengan jelas objek yang terlalu dekat dengan mata.  

Objek yang jauh dari mata akan terlihat jelas, sedangkan objek yang dekat dengan mata akan menjadi ganda atau blur.

Inilah sebabnya, kita sering melihat para lansia membaca koran dengan cara menjauhkan koran dari mata atau wajahnya.

Baca juga: 6 Gangguan Mata Usia 40 Tahun ke Atas dan Cara Menanganinya

Kapan mata plus biasa muncul

Melansir Mayo Clinicgangguan ini muncul ketika cahaya yang masuk ke dalam mata tak jatuh tepat di titik retina. Cahaya yang ditangkap mata justru jatuh di titik jauh di belakang retina.

Mata mudah lelah adalah salah satu gejala rabun dekat atau mata plus. Mata mudah lelah adalah salah satu gejala rabun dekat atau mata plus.
Rabun dekat seringnya menurun secara genetika. Tapi selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa memicu gangguan mata ini.

Seperti penuaan, penyakit diabates, memiliki kelaianan pada mata seperti sindrom mata kecil, atau memiliki tumor pada mata.

Mata plus yang disebabkan oleh penuaan biasanya mulai muncul di usia 40 tahun. Dan akan semakin memburuk jika Anda tak melakukan penanganan yang cepat dan tepat.

Anak-anak yang memiliki orang tua dengan mata plus, bisa pula mengalami gangguan mata ini sedari kecil meski dalam taraf yang ringan.

Menurut WebMD, mereka masih bisa melihat objek yang jauh dan dekat dengan jelas karena otot pada mata mereka masih bisa bergerak fleksibel sehingga bisa mengatasi gangguan yang ada. 

Baca juga: Mengenal Glaukoma: Gejala, Penyebab, hingga Cara Pengobatannya

Gejala mata plus

Untuk mengetahui apakah kita memiliki gangguan rabun dekat atau mata plus ataukah tidak, kita bisa mencermati gejala-gejala yang timbul.

Gejala mata plus bisa berupa kesusahan melihat objek yang terlalu dekat dengan mata, sakit kepala, pandangan blur atau ganda, mata sering terasa lelah, dan pening yang timbul seusai Anda mengerjakan tugas di laptop atau seusai Anda membaca buku.

Mata plus atau rabun dekat bisa diatasi dengan kacamata atau lensa kontak.Unsplash/Susan Duran Mata plus atau rabun dekat bisa diatasi dengan kacamata atau lensa kontak.
Mata plus juga bisa ditandai dengan ekspresi otomatis wajah mengernyitkan mata ketika kita melihat objek yang terlalu dekat dengan mata.

Jika setiap kali melihat objek yang dekat dengan mata kita selalu harus menyipitkan mata, maka bisa dipastikan kita memiliki gangguan rabun dekat ini.

Untuk mengatasi gangguan ini tentu saja Anda harus mengenakan kacamata atau lensa kontak khusus yang sesuai dengan ukuran mata plus yang ada.

Untuk menghindari perburukan, cek kondisi mata secara rutin dua tahun sekali di rentang usia 40 hingga 50 tahun.

Jika tak ditangani dengan tepat, mata plus bisa memunculkan sindrom mata malas, keterlambatan perkembangan dan gangguan belajar.

Baca juga: Bulu Mata Memutih? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com