Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Sebenarnya Kenyataan Itu Apa?

Kompas.com - 19/11/2021, 13:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Apa sebenarnya yang disebut sebagai kenyataan? Kenyataan itu istilah bahasa Indonesia atau reality dalam bahasa Inggris atau realite dalam bahasa Prancis atau realidad dalam bahasa Spanyol atau realitatem dalam bahasa Latin atau wirklichkeit dalam bahasa Jerman atau entah apa dalam bahasa Swahili apalagi Duraquila.

Akibat ingin mengetahui apa yang disebut dengan kenyataan,  maka saya mencoba membaca apa yang ditulis oleh para tokoh ilmuwan dan pemikir.

Misalnya, apa yang tersurat di dalam buku:

  • Fundamentals: Ten Keys to Reality oleh Nobel laurate Frank Wilczek
  • The Story of Reality oleh Gregory Koulkl
  • Reality oleh Peter Kingsley
  • Zur Analysis der Wirklichkeit oleh Otto Liebman
  • Die Wirklichkeit der Welt oleh Thomas Kuehn
  • Reality Is Not What It Seems oleh Carlo Rovelli
  • What is Reality oleh Erwin Laszlo
  • What is Real oleh Adam Becker
  • Beyond Biocentrism dan The Grand Biocentric Design oleh Robert Lanza
  • The Magic of Reality oleh Richard Dawkins
  • Seeing Through Illusions oleh Richard Gregory
  • Meditations oleh Rene Descrates
  • Semua gagasan dalam buku-buku di atas itu tega diobrak-abrik oleh Jim Baggott di dalam Farewell to Reality.

Bingungologi

Seperti yang sejak awal sudah saya khawatirkan karena saya cukup mengenal keterbatasan daya pikir apalagi daya cerna saya terhadap apa yang saya baca maka wajar apabila alih-alih mengerti ternyata saya malah makin tidak mengerti apa sebenarnya yang disebut sebagai kenyataan.

Akibat kemelut kebingungan makin merajalela di kalbu benak saya maka saya memilih untuk lebih mencoba memahami makna kenyataan berdasar yang saya alami pada diri saya sendiri saja.

Akibat beberapa gangguan organik metabolistik yang menerkam diri saya sendiri mulai dari batu empedu sampai para gigi bungsu yang tumbuh bersamaan sehingga paripurna merusak keutuhan mau pun kesehatan gusi saya maka terpaksa saya menjalani operasi yang dilakukan para tim bedah perut, sekat rongga badan sampai gusi yang kesemuanya dilakukan dengan membius saya secara total.

Saya masih ingat bagaimana daya penginderaan saya secara lambat namun pasti berhenti berfungsi akibat obat bius yang disuntikan oleh dokter anastesi ke dalam tubuh saya.

Pada saat segenap daya penginderaan saya terbius total maka berhenti berfungsi secara total itu maka saya kehilangan kesadaran terhadap kenyataan.

Tidak ada yang saya lihat, dengar, cium, raba bahkan sama sekali tidak ada yang saya rasakan.

Nirsempurna

Pada saat segenap daya penginderaan saya lenyap itu serta merta apa yang disebut sebagai kenyataan juga ikut lenyap secara paripurna dan sempurna.

Maka untuk sementara ini saya memberanikan diri menarik kesimpulan secara organoleptik subjektif diri saya sendiri bahwa pada hakikatnya kenyataan adalah sesuatu yang saya lihat, dengar, cium, raba dan rasa sesuai dengan daya penginderaan saya.

Saya sadar bahwa kesimpulan saya terhadap apa yang disebut sebagai kenyataan memang bukan konseptual namun kontekstual subjekfif terkait pada kesadaran diri saya sendiri.

Sementara kesadaran saya terkait pada daya penginderaan diri saya sendiri. Tanpa perlu diragukan jelas bahwa kesimpulan saya tidak sempurna sebab saya manusia maka mustahil sempurna sama tidak sempurnanya dengan Dawkins, Lanza, Rovelli, Kuehn, Descrates, Wilczek, Gregory, Einstein, Hawking, Baggott atau siapa pun juga di metaverse ini.

Maka mohon dimaafkan bahwa wajar kesimpulan saya tentang apa yang disebut sebagai kenyataan pada kenyataan memang ternyata nirsempurna. Serta mustahil akan sempurna sampai hayat berhenti dikandung badan saya sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com