Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesir Diserbu Kalajengking, 3 Tewas, Ratusan Orang Luka-luka

Kompas.com - 14/11/2021, 16:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah kalajengking terjadi di sebuah kota di Mesir pada Jumat (12/11/2021). 

Akibatnya sebanyak 3 orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka, ketika kalajengking datang dan menyengat mereka.

Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan Mesir, sekitar 450 orang terluka dalam insiden yang terjadi di kota Aswan, kota yang terletak di Mesir bagian tenggara dengan 256.000 jiwa penduduk. 

Baca juga: 3 Orang Tewas dan Ratusan Terluka karena Disengat Kalajengking di Mesir

Penyebab wabah kalajengking mesir

Kota Aswan menghadapi ancaman kalajengking setelah diguyur hujan deras disertai petir yang didahului badai pasir sejak Jumat (12/11/2021).

Hujan angin tersebut menyapu kalajengking dan ular dari sarang mereka di perbukitan di sekitar kota.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Mesir Khaled Mujahid mengatakan, sengatan kalajengking melukai sedikitnya 476 warga setempat. 

Menurut Khaled semua warga yang disengat kalajengking telah meninggalkan rumah sakit setelah menerima vaksin anti-kalajengking, dikutip dari Sky News Arabia.

Pihaknya menekankan, sebanyak 3.000 dosis serum anti-kalajengking sudah didistribusikan di semua rumah sakit dan unit kesehatan di daerah itu.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Kementerian Pertanian, Mohamed Fahim mengatakan, curah hujan tinggi dengan intensitas 4,5 mm menyebabkan limpasan permukaan dan arus air genangan cukup deras.

"Apa yang terjadi adalah air masuk ke liang, dan apa pun yang ada di dalamnya keluar menuju ke daerah dataran rendah dan rumah-rumah," kata dia.

Baca juga: Siapa yang Membangun Piramida Mesir?

 

Air membawa kalajengking ke permukiman

Kalajengking.Shutterstock Kalajengking.

Fahim menjelaskan, air membawa kalajengking-kalajengking itu memasuki rumah warga.

Menurutnya, kalajengking menyebabkan keracunan lebih sedikit daripada ular, tetapi mereka masih beracun dan bisa menyebabkan kematian jika orang tersebut tidak diobati.

Beberapa jenis kalajengking dan ular berbahaya menghuni daerah pegunungan dan gurun di dekat Kota Aswan, terutama kalajengking ekor lebar.

Dampak sengatan kalajengking

Kalajengking jenis ini merupakan salah satu yang paling mematikan di dunia.

Satu sengatan kalajengking jenis ini dapat menyuntikkan racun yang cukup untuk membunuh manusia dewasa dalam waktu kurang dari satu jam.

Gejala keracunan dapat berkembang dengan cepat dari sengatan kalajengking jenis ini termasuk kesulitan bernapas, nyeri otot, dan sakit kepala yang tidak biasa.

Dokter cenderung menggunakan vaksin anti-kalajengking segera setelah mereka mengidentifikasi adanya sengatan, dan sebelum timbulnya gejala apa pun untuk menghindari situasi lebih buruk.

Baca juga: Cara Mengatasi Kalajengking yang Masuk Rumah

 

Banjir di pemakaman

Hujan deras yang mengguyur Kota Aswan juga mengakibatkan kerusakan rumah, fasilitas publik, serta menyapu kuburan.

Sebuah sumber keamanan mengatakan, hujan lebat menyebabkan kuburan di daerah Shallal, selatan Aswan porak poranda. Bahkan banyak mayat hanyut bersama banjir.

Menurutnya, pihak berwenang mengkafani kembali sisa-sisa mayat dan menguburnya secara massal.

Karena kondisi cuaca buruk yang dihadapi Aswan, Gubernur Aswan memutuskan untuk memberikan hari libur resmi kepada semua siswa di tingkat pendidikan yang berbeda pada Minggu (14/11/2021).

Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan mereka dan memudahkan petugas dalam melakukan proses penanganan.

Baca juga: Mengulik Binatang Peliharaan Bangsa Mesir Kuno

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Tren
Apakah Masih Relevan Meneladani Ki Hadjar Dewantara?

Apakah Masih Relevan Meneladani Ki Hadjar Dewantara?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com