Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Gelombang Ketiga Akan Terjadi meski Tren Kasus Covid-19 Turun?

Kompas.com - 14/11/2021, 09:31 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 diprediksi akan naik setelah libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Gelombang ketiga diprediksi akan terjadi pada Desember tahun ini.

Akan tetapi, tren kasus Covid-19 menurun hingga kini.

Bahkan, pada September lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kasus konfirmasi Covid-19 menurun hingga 93,9 persen.

Baca juga: Cegah Gelombang Ketiga Covid-19, Pemerintah Mulai Susun Pembatasan Mobilitas di Masa Natal-Tahun Baru

Apakah gelombang ketiga masih berpotensi akan terjadi meski tren kasus turun?

Menurut Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, kemungkinan adanya gelombang ketiga masih ada.

"Selama ada populasi yang rawan di masyarakat apalagi jumlahnya signifikan, ada 40 persen yang rawan, itu adalah potensi yang sangat memadai untuk terjadi lonjakan kasus baru," ujar Dicky pada Kompas.com, Sabtu (13/11/2021).

Dia mencontohkan, Singapura yang memiliki populasi masyarakat yang sudah divaksinasi lengkap cukup tinggi pun masih bisa mengalami lonjakan kasus atau gelombang ketiga.

Contoh lainnya, kata Dicky, Eropa yang saat ini menjadi episentrum pandemi dunia.

Setengah dari total kasus infeksi dan kematian di dunia terjadi di Eropa.

Padahal, lanjut Dicky, Eropa adalah salah satu kawasan yang memiliki kemampuan deteksi, testing, dan tracing yang paling bagus dibanding kawasan lain.

"Sehingga apa yang terjadi di Eropa bisa terjadi di Indonesia," kata Dicky mengingatkan.

Baca juga: Imbauan agar Tetap Waspada meski Kasus Covid-19 Menurun di Mana-mana...

Dia mengimbau agar Indonesia belajar dari gelombang-gelombang sebelumnya.

Selama ini, menurut Dicky, Indonesia selalu tertinggal.

Saat kasus sudah sangat tinggi atau kondisi kritis baru bergerak untuk mengatasinya.

Sementara, gelombang-gelombang kecil tidak terdeteksi. Perlu diingat bahwa kebanyakan kasus adalah tanpa gejala.

"Banyak gelombang kita yang miss (terlewat). Testing, tracing belum baik," kata dia.

Lebih lanjut, Dicky menjelaskan faktor-faktor penyebab gelombang pandemi, yakni:

  1. Adanya kelompok masyarakat rawan terinfeksi
  2. Potensi penurunan antibodi
  3. Lemahnya 2T
  4. Abainya 5M
  5. Perubahan karakter virus.

"Kita ini masih di level penularan komunitas, jadi harus hati-hati," kata Dicky.

Baca juga: Rumah Sakit Bersiap Hadapi Potensi Gelombang Ketiga Covid-19, Apa yang Dilakukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com