Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Ini Efek Kebanyakan Tidur bagi Para Lansia

Kompas.com - 12/11/2021, 20:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Kurang tidur akan menyebabkan berbagai gangguan penyakit. Begitu juga sebaliknya, ketika Anda kebanyakan tidur, akan ada berbagai gangguan kesehatan yang bisa muncul.

Tidur adalah kebutuhan utama tubuh, sama seperti air, udara, dan makanan. Jadi ketika kebutuhan akan tidur ini tak tercukupi, maka Anda akan terdera berbagai gangguan kesehatan sama seperti ketika Anda tak tercukupi air, makanan dan udara.

Kebutuhan tidur yang tak tercukupi dengan baik ini bisa karena terlalu kurang atau justru terlalu berlebihan.

Terlalu banyak tidur, terutama untuk usia lansia di atas 60 tahun, akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.

Berikut ini beberapa gangguan kesehatan yang bisa menganggu para lansia jika mereka terlalu banyak melewatkan waktunya dengan terpejam:

Baca juga: Pola Hidup Sehat Usia 50 Tahun yang Bisa Memperlambat Penuaan

1. Gangguan pada otak

Ilustrasi pikun, demensiaSHUTTERSTOCK/fizkes Ilustrasi pikun, demensia
Ketika Anda terlalu banyak tidur, organ tubuh yang paling terkena imbasnya adalah otak.

Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa kurang tidur atau kebanyakan tidur sama-sama memicu penurunan kualitas kemampuan kognitif.

Dan kemunduran kemampuan kognitif ini erat kaitannya dengan munculnya penyakit alzheimer dan demensia.

Melansir dari Eatthisjumlah waktu tidur minimal sebaiknya adalah enam jam dan jumlah waktu tidur maksimal adalah 7 hingga 8 jam per malam.

2. Meningkatkan risiko serangan jantung

Tidur terlalu sering dan terlalu lama juga bisa meningkatkan risiko lansia terkena gangguan kesehatan jantung.

Hal ini lantaran dewasa di atas 50 tahun memang sudah sangat berisiko memiliki masalah jantung yang serius.

American College of Cardiology menemukan fakta bahwa jumlah waktu tidur malam hari para lansia sangat berpengaruh pada penumpukan lemak dan plak pada arteri.

Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa lansia yang tidur antara 7 hingga 8 jam per malam memiliki lebih sedikit penumpukan plak dibanding mereka yang memiliki waktu tidur kurang dari 7 jam atau lebih dari 8 jam.

Baca juga: Amankah Tidur Tanpa Bantal?

3. Selalu lelah dan mengantuk

Tidur seharusnya bisa mengusir kantuk dan membuat kita bangun dengan badan yang terasa lebih segar dan bugar. 

Namun jika Anda terbangun dari tidur dengan kelelahan yang teramat sangat dan dengan kantuk yang mendera sepanjang hari, bisa jadi Anda kurang tidur atau malah terlalu lama menikmati tidur malam.

Penelitian yang diterbikan dalam Psychosomatic Medicine mengungkap fakta bahwa lansia yang tidur lebih dari 9 jam per malam cenderung mudah mengantuk dan terbangun di pagi hari dengan kondisi yang jauh dari bugar.

4. Mudah mengalami kenaikan berat badan

Kebanyakan tidur bisa mengarah ke obesitas.Unsplash/Diana Polekhina Kebanyakan tidur bisa mengarah ke obesitas.
Memiliki waktu tidur lebih dari 9 jam per malam dan dilakukan rutin setiap hari bisa membuat Anda mudah mengalami kenaikan berat badan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Sleep menyatakan bahwa seseorang yang tidur lebih dari 9 jam per hari mudah terdera obesitas.

Penumpukan lemak akan mudah terjadi pada orang yang kurang beraktivitas dan menghabiskan sebagian waktunya berkelana ke alam mimpi.

Jadi agar keempat efek di atas tidak mengancam kesehatan Anda, tidurlah di malam hari dengan waktu yang cukup, antara 7 hingga 8 jam setiap harinya.

Jangan terlalu pendek dan jangan terlalu lama dari waktu ideal tersebut.

Baca juga: Hati-hati, Kurang Tidur Ternyata Bikin Tambah Gendut

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com