Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Pasangan yang Didapat Secara Online Lebih Berisiko Bercerai

Kompas.com - 02/11/2021, 20:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi menunjukkan, tingkat perceraian berisiko lebih tinggi pada awal tahun-tahun menikah bagi pasangan yang didapat secara online.

Risiko itu lebih tinggi dibandingkan pasangan yang didapat di kampus, melalui teman, dan keluarga.

Melansir Independent, studi tersebut dilakukan terhadap 2.000 orang dewasa yang pernah menikah berusia 30 tahun ke atas.

Hasilnya, mereka yang mendapatkan pasangan secara online sejak tahun 2000 memiliki risiko perceraian sebesar 12 persen dalam tiga tahun pertama pernikahan.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 2 persen bagi mereka yang bertemu melalui koneksi sosial.

Baca juga: Waspada Penipuan pada Aplikasi Kencan, Ini Imbauan dari Kominfo

Angka perceraian

Marriage Foundation, sebuah badan amal yang menugaskan studi itu mengatakan, jaringan sosial memainkan peran penting dalam mendukung pasangan di tahun-tahun awal pernikahan.

Menurut penelitian, disparitas angka perceraian tetap ada hingga 10 tahun pernikahan.

Dari mereka yang bertemu pasangannya secara online, 17 persen bercerai setelah tujuh tahun, dibandingkan dengan 10 persen pasangan yang bertemu melalui hubungan timbal balik.

Penelitian tidak membuat perbedaan antara pasangan yang bertemu secara online melalui aplikasi kencan, seperto eHarmony, Bumble, Grindr, dan Tinder.

Direktur Penelitian di Marriage Foundation Harry Benson mengatakan, temuan ini sedikit "mengganggu".

"Ini menunjukkan bahwa di tahun-tahun awal pernikahan, pasangan yang bertemu dengan cara ini mungkin kekurangan modal sosial yang cukup atau jaringan dukungan di sekitar mereka," jelas dia.

"Hal ini dilakukan untuk menghadapi semua tantangan yang mereka hadapi jika dibandingkan dengan mereka yang bertemu melalui teman, keluarga atau tetangga," sambung Ben.

Kendati demikian, kesenjangan ini akan menghilang seiring berjalannya waktu.

Baca juga: Cari Jodoh Saat Pandemi? Ini Tips Tetap Aman di Aplikasi Kencan

Kurangnya hubungan timbal balik dan ikatan sosial

Konsultan riset pasar yang melakukan survei tersebut, Savanta ComRes mengatakan, pasangan yang bertemu secara online menikah sebagai "orang asing yang relatif".

Sebab, kurangnya hubungan timbal balik membuat lebih sulit untuk mengumpulkan informasi tentang satu sama lain.

Selain itu, mereka yang bertemu secara online harus membentuk ikatan sosial dengan keluarga dan teman pasangan mereka dari awal.

"Temuan kami sama sekali tidak mengurangi peran vital kencan online. Tapi itu menyoroti risiko dan kesulitan yang lebih besar untuk mengenal orang asing yang relatif tidak dikenal ketika sumber informasi latar belakang dan dukungan sosial selanjutnya kurang tersedia," kata Benson.

Menurut angka terbaru dari Kantor Statistik Nasional Inggris, jumlah orang yang memilih untuk menikah atau menjalin kemitraan sipil secara bertahap telah menurun selama dekade terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com