Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Tragedi Trowek: KA Galuh-Kahuripan Jatuh dan Tabrak Tebing di Tasikmalaya, 20 Orang Tewas

Kompas.com - 24/10/2021, 20:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Penumpang yang meninggal sebagian besar yang duduk di gerbong.

Baca juga: Syarat Terbaru Naik Pesawat dan Kereta Api PPKM 19 Oktober-1 November 2021

Evakuasi dan upaya penyelamatan

Begitu mendapat kabar, petugas Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) dari Stasiun Tasikmalaya, PMI, Kodim, Polisi, dan masyarakat setempat langsung melakukan evakuasi.

Diberitakan bahwa evakuasi mayat korban tidak mudah, karena selain hujan terus mengguyur, jalan menuju lokasi juga licin dan berbatu.

Menurut petugas di lokasi, seluruh penumpang yang dievakuasi mencapai lebih dari 250 orang.

Saat itu, mereka yang menderita luka ringan ada yang dirawat di Puskesmas Ciawi dan Malangbong, sedangkan yang luka berat dan meninggal langsung dibawa ke RSU Tasikmalaya.

Karena masa liburan sekolah, kereta api itu banyak ditumpangi pelajar.

Para penumpang yang selamat diangkut dengan bus Perumka untuk meneruskan perjalanan sesuai tujuan masing-masing.

Semua biaya angkutan bus, perawatan di rumah sakit dan pengurusan jenazah sepenuhnya ditanggung Perumka.

Baca juga: Video Viral Cara Menghentikan Kereta Api, Ini Kata KAI

Penyebab kecelakaan

Diwartakan Harian Kompas, 17 November 1995, berdasarkan hasil penelitian Perumka, kecelakaan tersebut disebabkan oleh human error.

Hal itu disampaikan oleh Staf Pusat Perencanaan dan Pengembangan Perumka, Ir Amin Abdurrahman, saat menjawab Dewan dalam rapat kerja antara Perumka, Jasa Raharja dan Dinas LLAJ Jabar dengan Komisi E DPRD Tingkat I Jawa Barat.

Kecelakaan itu, tambahnya, akibat keterlambatan dalam pengereman.

Waktu itu, kecepatan KA diperkirakan mencapai 110 kilometer per jam. Padahal, maksimum kecepatan KA yang ditetapkan Perumka untuk lintasan rel di lembah Trowek itu adalah 50 kilometer per jam.

"KA itu sendiri dilengkapi pengereman sistim udara tekan sebesar 5 atmosfir. Jika direm, akan memompakan udara dari lokomotif hingga gerbong kereta yang paling akhir," ujarnya.

Baca juga: Viral, Video Penumpang Pukul dan Ludahi Petugas KRL, Begini Kejadiannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com