Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Erwin Hutapea
ASISTEN EDITOR

Penyelaras Bahasa dan penulis di Kompas.com, pemerhati kebahasaan, dan pengelola media sosial Bicara Bahasa

Salah Kaprah Bahasa, Tampak Sama Nyata Beda

Kompas.com - 22/10/2021, 07:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ANDA pasti pernah mengikuti kuis atau teka-teki untuk membandingkan dua gambar atau foto yang terlihat sama, tetapi kenyataannya berbeda jika ditelaah lebih teliti.

Teka-teki itu dianggap sebagai salah satu cara untuk menguji tingkat kecermatan dan kemampuan seseorang dalam menganalisis obyek berbeda, di mana mata dan otak berperan sangat penting.

Ya, banyak yang menyebut kuis itu dengan nama Tampak Sama Nyata Beda.

Sama halnya dengan gambar, kata-kata pun demikian. Banyak kata yang kita ucapkan dan dengar dalam kehidupan sehari-hari seolah-olah sama dan artinya benar, padahal diksi atau pilihan kata tersebut salah dan artinya pun berbeda.

Fakta ini bisa dikatakan sebagai salah kaprah. Modelnya pun beragam, ada yang berlainan dari segi makna, jumlah (tunggal dan jamak), kelas kata (adjektiva, adverbia, konjungsi, nomina, numeralia, partikel, dan verba), dan sebagainya.

Baca juga: Salah Kaprah Bahasa, antara Ketidaktahuan dan Kemalasan (1)

Felicia Utorodewo, dosen dan pakar bahasa Indonesia dari Universitas Indonesia, mengatakan, dalam bahasa Indonesia, kesalahan seperti itu disebut salah kaprah.

Menurut dia, kesalahan itu terjadi karena masyarakat sebagai pengguna bahasa langsung menggunakan kata-kata tersebut tanpa memeriksa asal katanya lagi.

Pernyataan itu seturut dengan Syahru Ramadan dan Yeti Mulyati dalam jurnal berjudul “Makna Kata dalam Bahasa Indonesia (Salah Kaprah dan Upaya Perbaikannya)” yang terbit tahun 2020.

Mereka menuturkan, sering kali terjadi salah kaprah dalam memahami atau memaknai kata dalam bahasa Indonesia.

Kesalahan itu kemudian dianggap sebagai kebenaran sehingga hal itu acap kali membuat pemahaman terhadap bahasa Indonesia keliru.

Supaya lebih jelas dan tidak berpanjang-panjang dalam melihat suatu salah kaprah dan memahami apa yang benar, kita bisa menyimak sejumlah contoh berikut ini:

Baca juga: Salah Kaprah Bahasa, antara Ketidaktahuan dan Kemalasan (2)

1. Acuh dan acuh tak acuh

Menurut KBBI, kata acuh memiliki arti peduli atau mengindahkan; sedangkan acuh tak acuh artinya tidak menaruh perhatian atau tidak mau tahu.

Dalam percakapan sehari-hari, penggunaan kata acuh kerap kali dianggap sama artinya dengan tidak acuh. Namun, pemakaian semacam itu seharusnya tidak dilakukan dalam bahasa tulis.

Contoh:

  • Pemerintah memperingatkan masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan, tetapi banyak anggota masyarakat mengacuhkan peringatan itu sehingga angka penularan Covid-19 terus bertambah. (Salah)

  • Pemerintah memperingatkan masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan, tetapi banyak anggota masyarakat tidak mengacuhkan peringatan itu sehingga angka penularan Covid-19 terus bertambah. (Benar)

2. Alumnus dan alumni

Alumnus artinya orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi, sedangkan alumni mempunyai arti orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi.

Setelah mengetahui arti kedua kata tersebut, kita bisa mengetahui perbedaannya bahwa alumni adalah bentuk jamak dari alumnus yang menunjukkan banyak orang; sedangkan alumnus adalah bentuk tunggal yang menunjukkan hanya satu orang. Dengan kata lain, alumni adalah kumpulan para alumnus.

Contoh:

  • Maulana merupakan alumni Universitas Gadjah Mada dengan IPK tertinggi tahun ini. (Salah)
  • Maulana merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada dengan IPK tertinggi tahun ini. (Benar)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Mei 2024

Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Mei 2024

Tren
Melihat Tiga Jenis Artefak Indonesia Peninggalan Majapahit yang Dikembalikan AS

Melihat Tiga Jenis Artefak Indonesia Peninggalan Majapahit yang Dikembalikan AS

Tren
Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Tren
Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Tren
Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum 'Ditelan' Everest

Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum "Ditelan" Everest

Tren
Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Tren
Kisah Petugas Kebersihan Pesawat Jadi Pilot di Nigeria, Penantian 24 Tahun Terwujud

Kisah Petugas Kebersihan Pesawat Jadi Pilot di Nigeria, Penantian 24 Tahun Terwujud

Tren
Menakar Peluang Indonesia Vs Irak pada Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024...

Menakar Peluang Indonesia Vs Irak pada Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024...

Tren
Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Amankah Berolahraga Saat Perut Kosong? Kenali Potensi Risikonya Berikut Ini

Tren
Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Tren
Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Tren
45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

Tren
Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com