Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Thailand Temukan Muntahan Paus Nilainya Mencapai Rp 19 Miliar

Kompas.com - 06/10/2021, 14:45 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang nelayan, Narong Phetcharaj, menemukan muntahan paus langka di pantai Thailand.

Muntahan paus seberat 30 kilogram itu nilainya mencapai lebih dari 1 juta poundsterling atau sekitar Rp 19 miliar

Dikutip The Sun, kepastian bahwa bongkahan tersebut adalah benar muntahan paus didapat setelah nelayan tersebut membawanya ke para ahli di Universitas Prince of Songkla, yang mengidentifikasinya sebagai ambergris.

Baca juga: Mengenal Ambergris, Muntahan Paus yang Harganya hingga Miliaran Rupiah

Nilainya mencapai Rp 19 miliar

Untuk diketahui, ambergris merupakan zat tidak dapat dicerna yang dimuntahkan oleh paus sperma yang membeku dan mengapung di permukaan laut.

Ini disebut juga sebagai harta karun laut dan emas mengambang, sebab dapat dijual hingga 30.000 poundsterling per kilogram.

Gumpalan ambergris yang ditemukan oleh nelayan tersebut mempunyai berat sekitar 30 kilogram, yang dijual dengan harga lebih dari 1 juta poundsterling atau lebih dari Rp 19 miliar. 

“Tidak ada penduduk desa yang pernah melihat atau menyentuh ambergris paus asli sebelumnya. Saya berencana menjual ambergris karena saya telah menerima sertifikat untuk membuktikan bahwa itu asli,” ujar Narong. 

Menurut National Geographic, nilai ambergris terletak pada perannya dalam industri wewangian karena parfum kelas atas menggunakannya untuk memperbaiki aroma pada kulit manusia.

Zat tersebut diproduksi oleh paus sperma, saat saluran empedu di saluran pencernaan membuat sekresi untuk memudahkan lewatnya benda besar atau tajam.

Paus memuntahkan lendir, yang mengeras dan mengapung di permukaan laut. 

Baca juga: Mengenal Apa Itu Ambergris dan 5 Fakta tentang Muntahan Paus Sperma

 

Penemuan ambergris

Sebelumnya pada tahun lalu seorang nelayan juga menemukan bongkahan batu pucat yang terdampar di sebuah pantai di Nakhon Si Thammarat, Thailand selatan.

Penemu menguji permukannya dengan cara membakar dengan korek api hingga langsung meleleh.

Gumpalan tersebut mempunyai berat 100 kilogram, dan menjadikannya salah satu penemuan muntahan paus terbesar yang pernah ada.

Di tahun 2019, nelayan lain menemukan sepotong ambergris seberat 14 pon saat berjalan di sepanjang pantai di Thailand selatan.

Telah dipastikan bahwa benda yang ditemukan merupakan muntahan ikan paus asli.

Baca juga: Nelayan Thailand Ini Beruntung Temukan Bongkah Muntahan Paus Bernilai Lebih dari Rp 45 Miliar

Apa itu ambergris?

Melansir nhm.ac.uk, ambergris sering digambarkan sebagai salah satu kejadian alam paling aneh di dunia.

Ini diproduksi oleh paus sperma dan telah digunakan selama berabad-abad, meski asalnya masih menjadi misteri.

Bukti fosil zat ini berasal dari 1,75 juta tahun yang lalu, dan kemungkinan manusia telah menggunakannya selama lebih dari 1.000 tahun.

Muntahan paus sperma ini disebut sebagai harta karun laut dan emas terapung.

Baca juga: Pemulung Ini Temukan Bongkahan Batu Diduga Muntahan Paus Senilai Rp 9,1 Miliar

 

Asal muntahan paus

Beberapa teori muncul, termasuk busa laut yang mengeras atau kotoran burung besar, dan setelah itu identitas produsennya terungkap, yaitu paus sperma atau Physeter macrocephalus.

Paus sperma memakan cumi dalam jumlah besar, seperti cumi-cumi dan sotong.

Dalam kebanyakan kasus, unsur-unsur yang tidak dapat dicerna dari mangsanya seperti paruh dan pena, dimuntahkan sebelum dicerna.

Namun dalam keadaan yang jarang, bagian-bagian ini bergerak ke dalam usus ikan paus dan saling mengikat, perlahan-lahan menjadi massa ambergris yang padat, tumbuh di dalam paus selama bertahun-tahun.

Diperkirakan, ambergris melindungi organ dalam paus dari paruh dan cumi-cumi yang tajam.

Para ahli cenderung percaya bahwa ambergris terbentuk di usus dan terbawa bersama kotoran, membentuk penyumbatan di rektum.

Beberapa orang berpikir paus akan melewati massa, sedangkan lainnya percaya bahwa penghalang tersebut tumbuh begitu besar hingga akhirnya memecahkan rektum paus secara fatal.

Paus sperma hidup di seluruh dunia, yang berarti endapan ambergris dapat ditemukan mengambang di lautan mana pun atau terdampar di sebagian besar garis pantai. Namun zat ini jarang ditemukan.

Baca juga: Ini Keistimewaan Muntahan Paus yang Membuatnya Dihargai Miliaran Rupiah

 

Bahan minyak wangi

Salah satu ciri khas ambergris yang paling jelas adalah baunya.

Ketika dikeluarkan dari paus, digambarkan zat tersebut memiliki bau feses yang kuat. Tapi aromanya disebut lebih menyenangkan setelah massa mengering, disebut sebagai musky.

Ambrein, alkohol tidak berbau, diekstraksi dari ambergris dan digunakan sebagai aroma parfum bertahan lebih lama.

Selama ratusan tahun, para pembuat parfum telah mengkategorikan kualitas ambergis berdasarkan warnanya, dengan parfum terbaik yang terbuat dari varietas putih murni.

Ambergris hitam menjadi yang paling tidak berharga, sebab mengandung ambrein paling sedikit.

Massa ambergris berubah warna dengan oksidasi, yang terjadi saat terkena laut dan udara untuk jangka waktu yang lama.

Karena aksesibilitas dan biaya, bahan kimia sintetis sekarang telah menggantikan ambrein di semua parfum, kecuali yang paling amhal.

Pada peradaban Arab awal, ambergris dinamai anbar dan digunakan sebagai dupa, afrodisiak, dan obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit otak, jantung, dan indera.

Baca juga: Mengenal Ambergris dan Mengapa Harganya Bisa Selangit?

 

Perlindungan paus

Saat perburuan paus meluas, paus sperma diburu untuk diambil ambergris dan produk berharga lainnya seperti minyak.

Paus telah dilindungi di seluruh dunia, tapi masih berisiko di masa depan.

Hukum yang mengatur pengumpulan dan penjualan ambergris bervariasi di seluruh dunia.

Di beberapa negara, ambergris dan semua produk turunan ikan paus lainnya dilarang, tapi di tempat lain ini menjadi legal.

Di Inggris dan Eropa, semua spesies paus dan lumba-lumba dilindungi hukum.

Namun, Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) menganggap ambergris sebagai produk limbah paus sprema yang terjadi secara alami, sehingga legal untuk dikumpulkan dari pantai atau laut.

Penggunaan ambergris sintetis harus didorong, yang akan mencegah paus sebagai sumber daya yang bisa dieksploitasi manusia.

Baca juga: Soal Ambergris, Peneliti LIPI Ingatkan Paus Hewan Dilindungi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com