Beberapa teori muncul, termasuk busa laut yang mengeras atau kotoran burung besar, dan setelah itu identitas produsennya terungkap, yaitu paus sperma atau Physeter macrocephalus.
Paus sperma memakan cumi dalam jumlah besar, seperti cumi-cumi dan sotong.
Dalam kebanyakan kasus, unsur-unsur yang tidak dapat dicerna dari mangsanya seperti paruh dan pena, dimuntahkan sebelum dicerna.
Namun dalam keadaan yang jarang, bagian-bagian ini bergerak ke dalam usus ikan paus dan saling mengikat, perlahan-lahan menjadi massa ambergris yang padat, tumbuh di dalam paus selama bertahun-tahun.
Diperkirakan, ambergris melindungi organ dalam paus dari paruh dan cumi-cumi yang tajam.
Para ahli cenderung percaya bahwa ambergris terbentuk di usus dan terbawa bersama kotoran, membentuk penyumbatan di rektum.
Beberapa orang berpikir paus akan melewati massa, sedangkan lainnya percaya bahwa penghalang tersebut tumbuh begitu besar hingga akhirnya memecahkan rektum paus secara fatal.
Paus sperma hidup di seluruh dunia, yang berarti endapan ambergris dapat ditemukan mengambang di lautan mana pun atau terdampar di sebagian besar garis pantai. Namun zat ini jarang ditemukan.
Baca juga: Ini Keistimewaan Muntahan Paus yang Membuatnya Dihargai Miliaran Rupiah