Yang terjadi, kata dia, sebenarnya waktu siang sedikit lebih panjang daripada waktu malam.
Ia mengatakan, durasi siang dihitung sejak terbit hingga terbenamnya Matah, dan durasi malam dihitung sejak terbenam hingga terbit Matahari.
Andi menjelaskan, saat ekuinoks, Matahari akan terbit lebih cepat 2 menit 16 detik dan terbenam lebih lambat 2 menit 16 detik.
Dengan demikian, panjang siang di khatulistiwa ketika equinox sebesar 12 jam 4,5 menit
sedangkan panjang malam di khatulistiwa ketika sebesar ekuinoks 11 jam 55,5 menit.
“Semakin tinggi lintang geografis suatu tempat, koreksi waktu terbit dan terbenam matahari akan semakin besar,” ujar Andi.
Berikut ini koreksi waktu terbit dan terbenam Matahari saat ekuinoks di sejumlah wilayah berdasar letak garis lintangnya:
Andi menjelaskan, fenomena panjang siang sama dengan panjang malam bukan ekuinoks, tetapi disebut ekuiluks.
Ekuiluks bisa terjadi beberapa hari sebelum dan setelah equinox tergantung dari lintang geografis suatu tempat.
Andi menjelaskan, durasi siang dan malam di suatu tempat normalnya berubah-ubah sesuai dengan kedudukan relatif matahari terhadap khatulistiwa bumi.
“Ada kalanya sama, ada kalanya lebih panjang dan ada kalanya lebih pendek,” ujar dia.
Untuk daerah yang terletak di antara 1,425 derajat Lintang Utara sampai dengan 1,425 derajat Lintang Selatan tak akan mengalami ekuiluks sehingga di khatulistiwa juga tak akan mengalami ekuiluks.
Apakah equinox memengaruhi wilayah di luar garis khatulistiwa?
Andi mengatakan, secara umum hal tersebut tak akan berpengaruh.
Alasannya, setiap daerah memiliki hari kulminasi atau hari tanpa bayangan masing-masing.
Contohnya, di Jawa yang mengalami Hari Tanpa Bayangan antara 6-14 Oktober 2021.
Saat itu, di Pulau Jawa terjadi radiasi Matahari yang diterima akan lebih besar karena sinar yang datang tepat tegak lurus permukaan bumi.
“Karena kebetulan hari ini sinar Matahari tepat tegak lurus permukaan Bumi yang dilalui garis khatulistiwa, maka yang akan paling berpengaruh hanya wilayah-wilayah yang masuk di garis khatulistiwa,” ujar Andi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.