Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Kompres untuk Meredakan Mata Merah

Kompas.com - 16/09/2021, 21:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Mata merah bisa disebabkan oleh banyak hal. Untuk mengatasinya, Anda bisa menggunakan metode kompres mata.

Mata merah biasanya terjadi jika debu atau partikel bebas yang masuk ke dalam mata sudah menimbulkan infeksi.

Jika infeksi atau iritasi yang terjadi dalam derajat cukup ringan, maka mata merah bisa sembuh dalam hitungan menit atau jam saja. 

Jika Anda merasa sangat terganggu dan ingin meredakan mata merah secepatnya, Anda bisa menggunakan cara-cara alami tanpa bantuan obat tetes mata sama sekali.

Baca juga: Sering Menatap Layar Laptop, Ini 6 Cara Menjaga Kesehatan Mata

Metode kompres untuk meredakan mata merah

Untuk meredakan mata merah, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut:

1. Kompres air hangat

Ilustrasi mata merahSHUTTERSTOCK Ilustrasi mata merah
Dilansir dari Healthline, pertolongan pertama untuk mengatasi mata merah adalah dengan cara mengompresnya dengan air hangat.

Ambil handuk bersih, rendam dalam air panas dan peras. Kemudian tempelkan handuk ke kelopak mata.

Suhu hangat dari handuk bisa melancarkan aliran darah di pembuluh darah mata. Suhu hangat juga bisa memancing mata memproduksi lebih banyak cairan mata sehingga iritasi bisa cepat tertangani.

Baca juga: 7 Cara Alami Mengatasi Bibir Kering Akibat Cuaca Dingin

2. Kompres dingin

Jika kompres air hangat bisa melancarkan peredaran darah, kompres air dingin bisa mengurangi pembengkakan dan gatal karena iritasi yang terjadi di dalam mata.

Sama seperti kompres air hangat, Anda harus memastikan suhu yang ada bisa ditolerir oleh mata atau kulit. Mengingat area sekitar mata adalah area yang sensitif.

Anda bisa mengompres mata menggunakan kain yang dicelupkan ke air es, atau mengompres mata menggunakan sayuran beku yang dibungkus dengan kain.

3. Kompres dengan kantung teh

Mengompres mata dengan kantung teh bekas juga bisa efektif mengurangi gangguan mata merah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com