Di bawah aturan baru, perempuan dapat bekerja "sesuai dengan prinsip-prinsip Islam" yang telah ditetapkan oleh Taliban.
"Mimpi saya adalah menjadi gadis terkaya di Afghanistan, dan saya merasa saya selalu yang paling beruntung," kata Rabia.
"Aku akan melakukan apa yang aku suka sampai aku tidak beruntung lagi," tambahnya.
Baca juga: Fakta Serangan Bom Kabul Afghanistan: Pelaku, Lokasi, dan Jumlah Korban
Rekan Rabia, yang menyebut namanya sebagai Zala, memimpikan sesuatu yang sama sekali berbeda.
Perempuan berusia 30 tahun itu belajar bahasa Perancis di Kabul sebelum dia dipaksa berhenti dan tinggal di rumah selama tiga minggu setelah pengambilalihan.
"Selamat pagi, bawa saya ke Paris, tapi tidak sekarang. Hari ini saya adalah salah satu wanita terakhir di bandara," kata Zala dalam bahasa Perancis yang patah-patah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.