Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Leaducation dan Prioritas Kesehatan Mental

Kompas.com - 12/09/2021, 09:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hal yang bisa dilakukan adalah dengan memperkuat visi dan misi organisasi, tidak hanya normatif tetapi mengaplikasikan visi dan misinya.

Visi dan misi yang jelas bisa menjadi jembatan penghubung dengan pekerjaan yang dilakoni oleh anggota saat ini.

Visi dan misi yang dipraktikkan secara nyata bisa memperkuat alasan anggota untuk tetap bertahan di pekerjaannya. Terlebih, survei dari McKinsey 2021 menemukan, 70 persen responden mendefinisikan tujuan hidupnya terkait dengan pekerjaan yang dilakukan.

Dalam aspek community well-being, manusia perlu berkontribusi terhadap komunitas lokalnya atau istilahnya volunteer.

Mereka perlu diberi waktu agar kehadirannya tidak hanya bermakna di dunia profesional, tetapi juga di masyarakat.

Seberapa besar dampak aktivitas menjadi relawan bagi kesehatan?

Studi Sneed & Cohen (2013) mengungkapkan, 40 persen individu yang menjalani kegiatan relawan selama 200 jam di 12 bulan terakhir memiliki risiko rendah mengalami tekanan darah tinggi empat tahun kemudian.

Namun, manfaat yang didapat dari kegiatan relawan akan berbeda pada tiap individu, tergantung dari orientasi hidup mereka.

Studi Stukas, et.al (2014) menyebutkan, individu yang mengikuti kegiatan kerelawanan untuk menolong orang lain, mempelajari dunia, dan orang lain cenderung memiliki level well-being yang baik.

Berikutnya, alasan lain anggota mengundurkan diri dari organisasi adalah karena lingkungan tempat kerja yang tidak kondusif. Ia merasa lingkungan kerjanya berisikan orang yang toxic.

Keinginan untuk terhubung dengan orang lain kandas ketika bertemu dengan lingkungan kerja seperti itu.

Karena itu, para leaducator perlu lebih sadar tentang bagaimana menciptakan lingkungan kerja: apakah lingkungan kerjanya menstimuli kreativitas dan koneksi atau justru membuat anggota merasa stres dan terisolasi.

Dalam aspek emosional, organisasi bisa memberikan perhatian khusus pada bagaimana mempraktikkan mindfulness, memberikan beban pekerjaan yang tidak terlalu banyak, serta memastikan semua anggota tetap waras.

Sedangkan, dalam aspek fisik, tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali mempromosikan pola pikir hidup sehat.

Pada akhirnya, tujuan besarnya adalah memastikan kesehatan dan kesejahteraan anggotanya. Terlebih, jika para anggota telah menemukan semuanya dalam sebuah organisasi: gaji tinggi beserta fasilitas kesehatan, lingkungan kerja kondusif, pekerjaannya mendukung tujuan hidupnya, dan kesempatan untuk ikut kegiatan relawan.

Hal ini akan berdampak pada organizational well-being di antara para anggota. Setidaknya, masalah kesehatan mental anggota berkurang karena fasilitas yang diberikan oleh organisasi.

Leaducators bisa menjalani berbagai peran itu dalam organisasinya sendiri. Memang tidak bisa dipungkiri, leaducators tidak bisa menahan anggota jika mereka ingin pergi ke tempat lain. Akan tetapi, memastikan anggota tetap waras dan semangat merupakan tanggung jawab dan bagian dari proses pemberdayaan.

Jika anggota tim tidak berdaya, bagaimana proses transfer knowledge dan berkembang bisa berjalan. Kesehatan mental adalah isu yang harus diutamakan.

Oleh karena itu, leaducators perlu memberikan perhatian khusus pada isu mendasar yang sangat penting ini, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga untuk keberlangsungan organisasi ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com