Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Ungkap Asal Usul Covid-19 Hampir Tertutup, Lalu Bagaimana Selanjutnya?

Kompas.com - 28/08/2021, 10:20 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Para ilmuwan yang ditunjuk Oganisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa peluang untuk menyelidiki asal usul Covid-19 hampir tertutup.

Hal ini menyebabkan beberapa studi biologis soal asal usul SARS-Cov-2 ini menjadi tidak mungkin.

Sebelumnya, pada Januari lalu tim WHO berkunjung ke Wuhan, China, tempat kasus pertama Covid-19 dilaporkan. Kemudian mereka menerbitkan hasil penelitian di Wuhan itu pada Maret 2021 lalu.

Dari penelitian itu, mereka merekomendasikan beberapa hal:

1. Mencari bank darah di China dan negara-negara lain untuk antibodi terhadap virus (Covid-19) dalam darah yang disumbangkan pada bulan-bulan sebelum wabah Desember 2019.

2. Mengambil sampel dari hewan liar yang diternakkan seperti cerpelai dan anjing rakun yang mungkin menjadi "inang perantara" dan memungkinkan virus melompati spesies.

Baca juga: Penyelidikan Mandek, Peluang Ungkap Asal Usul Covid-19 Hampir Tertutup

Namun rekomendasi itu sulit dilakukan. Alasannya, pertama hewan ternak berumur pendek dan bank darah hanya bisa menyimpa sumbangan dalam jangka waktu tertentu.

Dua hal itu menyebabkan para peneliti khawati bahwa informasi biologis yang berharga kemungkinan telah hilang.

Profesor Koopmans juga mengakui bahwa penelitian objektif soal asal usul Covid-19 kian sulit ketika penyelidikan ilmiah bercampur aduk dengan tuduhan politis bahwa virus ini muncul sebagai akibat dari kebocoran laboratorium di Wuhan.

Apalagi, berdasarkan hasil penelitiannya, virus Covid-19 bocor dari laboratorium di China "sangat kecil". Tim tidak menemukan bukti signfikan soal dugaan itu.

Menurut Prof Koopmans, peneliti dari WHO sudah mewawancarai para peneliti di Institut Virologi Wuhan (WIV) untuk melakukan verifikasi atas teori kebocoran virus di labotorium tersebut.

"Jika kita berbicara tentang kecelakaan di laboratorium, maka mereka seharusnya masih memiliki virus yang sama persis di laboratorium itu supaya bisa tidak sengaja dilepaskan. Kami tidak menemukan indikasi itu," kata Koopmans dilansir dari BBC Indonesia.

Kendati demikian, ada beberapa ilmuwan lain ingin memeriksa database virus yang dipegang laboratorim WIV, yang dihapus dari internet pada 12 September 2019.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga memerintahkan intelijen AS untuk mengadakan penyelidikan soal isu kebocoran laboratorium yang menjadi peredebatan itu.

Namun, sebagaimana dilansir media AS, hasil penyelidikan itu tidak dapat menyimpulkan apakah virus itu akibat kebocoran di laboratorium atau muncul secara alami.

Baca juga: Peluang Penyelidikan Asal-usul Covid-19 Hampir Mandek, Ini Sebabnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com