Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Twitter Rayakan Hari Tagar atau Hashtag Day, Ini Sejarahnya

Kompas.com - 23/08/2021, 15:17 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hashtag atau tanda pagar (tagar) tidak serta merta ada saat media sosial dibuat.

Penggunaan hashtag pertama kali diusulkan saat awal-awal kehadiran Twitter.

Salah satu pengguna bernama Chris Messina mengusulkan para pengguna untuk mengelompokkan twit mereka dan merampingkan informasi penting dalam kategori yang mudah ditemukan.

Hari ini 14 tahun lalu, tepatnya 23 Agustus 2007, media sosial berubah selamanya berkat ide dari Chris Messina tersebut.

Baca juga: Fitur Fleets Hilang di Twitter, Apa Penyebabnya?

Bagaimana penggunaan tagar bisa berkembang di media sosial hingga sekarang?

Awal penggunaan tagar

Tagar pertama kali diusulkan ke Twitter pada 23 Agustus 2007 oleh Chris Messina.

Sebelumnya, penggunaan simbol hash dengan simbol "#" telah digunakan untuk berbagai keperluan di website.

Akan tetapi, Messina adalah yang pertama kali mengusulkan untuk menggunakan tagar sebagai penghimpun topik-topik penting tertentu.

Melansir Buffer, 24 September 2013, pada awal kehadiran Twitter, banyak orang ingin melihat semacam fitur grup. Contohnya, untuk menghimpun diskusi tentang topik atau pengelompokan tertentu.

Setelah memikirkan bagaimana tagar bisa bekerja di Twitter, Messina menulis ide itu di blognya.

Ia menguraikan beberapa fitur hashtag yang kita kenal baik hari ini, serta beberapa yang tidak berhasil masuk ke platform (atau setidaknya tidak bertahan lama).

Messina memberi contoh penggunaan #barcamp yang akan menjadi tag umum di antara acara. Selebihnya, pengguna hanya perlu merekayasa solusi secara sosial dan mungkin memilih tag baru.

Jika twit kita membahas tentang suatu topik, tetapi tidak merujuknya secara spesifik, pengguna yang memantau kata kunci topik tertentu atau tagar umum mungkin melewatkan twit tersebut.

Akan tetapi, jika menambahkan tagar di akhir posting, maka twit bisa masuk ke dalam aliran topik tersebut sehingga tidak terlewatkan.

Saat ada topik tertentu, dengan memakai satu tagar, kata Messina, semua pengguna bisa menyumbangkan twit tentang topik tersebut dapat membantu pengguna Twitter lain untuk mengikutinya. Topiknya bisa tentang kasus, pertandingan olahraga, pemilu, dan sebagainya.

Terlepas dari siapa yang kita follow di Twitter, pengguna bisa mengetahui kasus terkini dengan memantau tagar tersebut.

Ide ini muncul ketika dia melihat orang-orang mengunggah twit tentang gempa bumi di Bay Area. Messina pun mulai mencari cara yang lebih baik untuk mengoordinasikan komunikasi ini melalui Twitter.

Di masa sekarang, kita bisa menerima penggunaan tagar hampir di semua media sosial sebagai bagian normal dari internet. Namun, pada awalnya tidak semua orang tertarik untuk menggunakan tagar.

Tagar sebagai gerakan sosial

Melansir CNBC, 30 April 2018, Twitter pertama kali menambahkan opsi bagi pengguna untuk mencari tagar pada tahun 2009.

Disusul berikutnya, ketika Instagram diluncurkan pada 2010, pengguna mulai menandai foto dengan tagar seperti #nofilter atau #yolo.

Sementara, raksasa media sosial Facebook baru mengadopsinya sedikit terlambat, yaitu pada tahun 2013.

Penggunaan tagar tak hanya dimanfaatkan pengguna untuk tampil pada aliran topik yang sedang populer, tetapi juga dimanfaatkan sebagai kampanye gerakan sosial.

Contohnya #MeToo yang digunakan para pengguna media sosial untuk menunjukkan kepedulian terhadap kekerasan dan pelecehan seksual.

Tagar ini awalnya digunakan para penyintas pelecehan seksual, yang menyatakan bahwa mereka mengalami hal serupa. Tagar ini semakin meluas dan menjadi gerakan di media sosial untuk melawan pelecehan seksual.

Contoh lainnya adalah #BlackLivesMatter. Tagar ini muncul saat pria kulit hitam bernama George Perry Floyd Jr. yang mengalami diskriminasi dan kekerasan dari aparat kepolisian. Polisi menindih kepala dan lehernya, hingga mengakibatkan George Floyd meninggal dunia.

Kejadian ini mengusik warga dunia dan kampanye #BlackLivesMatter digalakkan untuk mengecam tindakan rasisme dan kekerasan aparat.

Tagar terpopuler

Tagar tak melulu berisi hal baik. Tak jarang tagar di media sosial dipenuhi dengan kata kunci tak penting dan bualan di media sosial.

Meski demikian, tagar memiliki pengaruh luar biasa di media sosial. Pemilihan presiden AS tahun 2016 pun bisa dibilang tak lepas dari peran penggunaan tagar.

Twitter Indonesia mencatat, tagar yang paling populer dipakai di Indonesia pada pertengahan tahun 2021, yaitu:

#AttackOnTitan
#bitcoin
#BTS
#Collabonation
#GensinImpact
#GEAMMYs
#IkatanCinta
#KolaborasiAnakBangsa
#JujutsuKaisen
#prayforindonesia

Kini, jumlah tagar yang dipakai pengguna media sosial tak terhitung jumlahnya. Namun, Messina tidak pernah mendapat sepeser pun dari idenya itu.

"Saya tidak membuat ide ini untuk Twitter. Saya menciptakan ide ini untuk internet dan saya ingin siapa pun yang dapat menulis teks di Internet dapat berpartisipasi dalam percakapan global," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com