Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Menurunkan Berat Badan yang Terbukti Secara Ilmiah

Kompas.com - 21/08/2021, 07:02 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.comMenurunkan berat badan memang bukan hal yang mudah. Butuh tekad dan konsistensi untuk mengubah gaya hidup.

Meski demikian, tetaplah memilih cara menurunkan berat badan yang aman dan terbukti secara ilmiah agar tidak mengganggu kesehatan.

Dilansir Healthline melalui Kompas.com, Senin (16/8/2021), berikut adalah 5 cara menurunkan berat badan yang terbukti secara ilmiah:

1. Mengonsumsi lebih banyak protein

Dalam hal penurunan berat badan, protein adalah nutrisi yang sangat penting. Tubuh membakar kalori ketika mencerna dan memetabolisme protein sehingga makanan tinggi protein dapat meningkatkan metabolisme hingga 100 kalori per hari.

Selain itu, mengonsumsi makanan tinggi protein akan menambah rasa kenyang dan menekan nafsu makan.

Faktanya, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang menjalani diet tinggi protein mengonsumsi 400 kalori lebih sedikit.

Baca juga: 6 Pilihan Sarapan yang Cocok untuk Menurunkan Berat Badan

2. Mengonsumsi makanan utuh

Mendasarkan kebiasaan makan pada makanan utuh dan bahan tunggal adalah salah satu cara menurunkan berat badan yang efektif dan sehat.

Sebagian besar makanan utuh sangat mengenyangkan sehingga menjaga batas asupan kalori per hari menjadi lebih mudah.

Sementara itu, makanan olahan biasanya tinggi gula tambahan, lemak, dan kalori. Terebih lagi, makanan olahan lebih mungkin menyebabkan kecanduan makan.

3. Mengonsumsi camilan sehat

Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi camilan sangat memengaruhi perilaku makan dan berat badan.

Dengan selalu menyediakan berbagai camilan sehat di rumah, kemungkinan untuk mengonsumsi makanan ringan dapat dikurangi.

Baca juga: Daftar Menu Sarapan Murah untuk Turunkan Berat Badan

Beberapa jenis camilan sehat yang disarankan untuk membantu menurunkan berat badan adalah yogurt, buah segar, sayur segar, kacang-kacangan, dan sebagainya.

3. Batasi asupan gula tambahan

Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi dikaitkan dengan beberapa penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes tipe 2.

Dengan demikian, mengurangi asupan gula tambahan tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga menghindari berbagai penyakit berbahaya.

4. Batasi asupan karbohidrat olahan

Karbohidrat olahan merupakan karbohidrat yang sebagian besar nutrisi dan seratnya yang penting untuk tubuh telah dihilangkan.

Proses pemurnian ini tidak meninggalkan apa-apa selain karbohidrat yang mudah dicerna sehingga dapat meningkatkan risiko makan berlebihan.

Adapun makanan sumber karbohidrat olahan adalah roti putih, nasi putih, soda, kue kering, makanan ringan, permen, pasta, sereal, dan gula tambahan.

Baca juga: Apakah Makan Malam di Atas Pukul 8 Bisa Menaikkan Berat Badan?

5. Minum teh hijau (tanpa pemanis)

Teh hijau adalah minuman alami yang kaya akan antioksidan. Minum teh hijau dikaitkan dengan banyak manfaat, salah satunya adalah penurunan berat badan.

Untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang lebih baik, pilihlah teh hijau matcha dibandingkan teh hijau biasa.

Editor: Lulu Lukyani

Sumber: Kompas.com

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com