Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TV Digital dan Tantangan Besar Menggusur "Pemain" Lama

Kompas.com - 10/08/2021, 20:12 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah melakukan proses migrasi dari TV analog ke TV digital secara bertahap.

Paling lambat, penghentian total siaran TV analog dilakukan pada 2 November 2022.

Bagi pengguna TV analog atau TV dengan antena rumah biasa/UHF, harus memasang DVBT2 (STB) untuk bisa menikmati siaran digital.

Sementara, pengguna TV digital (televisi yang sudah memiliki penerimaan siaran digital di perangkatnya) dapat langsung menikmati siaran digital tanpa STB.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr.phil. Hermin Indah Wahyuni, M.si, mengatakan, TV digital menawarkan jauh lebih banyak frekuensi dibandingkan TV analog.

"Jadi memang ini satu sisi ada kemajuan teknologi yang awalnya kalau di TV analog kita jadi sulit banget karena frekuensinya sangat terbatas, kemudian ada teknologi digital yang bisa mengubah frekuensi bisa jadi semau kita, mau 100 atau 1.000 bisa sebenarnya," kata Hermin kepada Kompas.com, Senin (9/8/2021).

Dengan kondisi itu, Hermin menyebutkan, tak ada lagi anggapan bahwa orang yang bisnis di dunia pertelevisian harus dekat ke penguasa untuk mendapat frekuensi.

Salah satu keunggulan dari TV digital adalah kualitas gambar yang lebih jernih karena tidak memiliki masalah seperti, sinyal terhalang gunung atau blank spot.

Selain itu, negara-negara lain juga sudah lama meninggalkan penggunaan TV analog dan menggantinya dengan TV digital.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Tak Pasang STB Saat Siaran TV Analog Dihentikan? Ini Penjelasan Kominfo

Menggusur "pemain" lama

Hermin mengatakan, wacana migrasi TV analog ke TV digital sebenarnya sudah ada sejak sekitar 2010.

"Karena dunia semua sudah bertransisi ke digital, sejak tahun itu kita dalam tekanan, karena kontabilitas dengan teknologi di luar itu enggak seiring" jelas Hermin.

"Indonesia itu kayak main sendiri. Secara ekonomi politik banyak yang tidak rela kita pindah digital," lanjut dia.

Saat presentasi dan komparasi dengan negara lain terkait migrasi ini pada 2013, Hermin menyebutkan. Indonesia jauh lebih siap dibandingkan negara lainnya, termasuk Thailand.

Namun, para pemain yang tidak bisa ditaklukkan membuat rencana migrasi ini terhambat dan tak lagi digaungkan.

Hermin menyebutkan, migrasi TV analog ke TV digital ini seharusnya tak hanya dimaknai pergantian teknologi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com