Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Fenomena Disebut "Langit Terbelah" di Pacitan, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 08/08/2021, 08:00 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan fenomena alam disebut "langit terbelah" di Pacitan, Jawa Timur, menjadi viral di media sosial.

Video berdurasi 58 detik tersebut salah satunya diunggah oleh akun Facebook bernama Pacitah Network pada Sabtu (7/8/2021).

"Fenomena Langit Di Pacitan Jawa Timur," tulis pemilik akun tersebut.

Perekam video juga terdengar memberikan pernyataan yang berisi penjelasan mengenai fenomena alam tersebut. Berikut narasinya:

"Fenomena langit terbelah oleh mega di Kabupaten Pacitan hari ini tanggal 6 Agustus, sangat cantik ini, seperti ombak, seperti kayak ada badai gitu di mana membelah memisahkan dari Timur kemudian Barat".

Hingga Minggu (8/8/2021), unggahan video tersebut telah disukai 42 kali dan disaksikan 1.600 kali oleh warganet di Facebook.

Baca juga: Ramai soal Badai dari Australia Disebut Akan Menerjang NTT, Ini Faktanya

Keberadaan video tersebut membuat sejumlah warganet berspekulasi bahkan percaya fenomena itu merupakan pertanda akan terjadinya gempa bumi.

Lantas, bagaimana penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)?

Baca juga: Ramai Video Helikopter Dibiarkan Berkeliling Kibarkan Bendera China, Ini Faktanya

Dua dugaan

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono memberikan penjelasan soal fenomena penampakan awan putih yang membentuk garis panjang bak membelah langit.

Penjelasan itu telah disampaikan melalui media sosial pribadinya, dari Facebook (Daryono Bmkg), Instagram (@daryonobmkg), hingga Twitter (@DaryonoBMKG).

"Monggo (penjelasannya) di Facebook kulo (saya)," ujar Daryono, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (8/8/2021) pagi.

Awan gulung

Menurut Daryono, ada dua dugaan terkait jenis awan unik berbentuk lurus di Pacitan.

Dugaan pertama, awan unik tersebut merupakan roll cloud atau awan gulung. Awan yang termasuk langka, tetapi memang beberapa kali terjadi di beberapa tempat.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com