Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Alasan Cheetos dkk Berhenti Diproduksi di Indonesia

Kompas.com - 06/08/2021, 16:34 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tiga merek makanan ringan, yaitu Cheetos, Lay's, dan Doritos, diketahui akan dihentikan produksinya di Indonesia pada Agustus 2021.

Berakhirnya perjanjian lisensi PT Indofood Fritolay Makmur (IFL) dan PepsiCo menjadi penyebab pemberhentian produksi tiga merek di atas.

PT Indofood CBP Sukses Makmur sendiri telah mengabarkan hal itu sejak Februari lalu.

"Mengenai hal tersebut sudah ada informasinya dalam keterbukaan informasi," kata Kepala Humas Indofood Nurlita Novi Arlaida, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/8/2021).

Baca juga: Sejarah Cheetos yang Berhenti Diproduksi di Indonesia Setelah 28 Tahun

Lantas bagaimana sejarah Cheetos dan perjalanannya hingga masuk ke Indonesia?

Dikutip dari Insider, Cheetos merupakan produk yang ditemukan pada 1948 oleh Charles Elmer Doolin di Dallas, Texas, yang juga merupakan pendiri Friatos.

Doolin kemudian bekerja sama untuk mengembangkan produknya agar bisa diterima secara nasional dengan pengusaha keripik kentang Herman W Lay.

Kolaborasi itu dilakukan guna merilis Cheetos dan produk kentang Friatos secara nasional.

Baca juga: Viral, Foto Bumbu Indomie Goreng Ada 2 Macam, Ini Penjelasan Indofood

Awal mula Cheetos

Ilustrasi cheetos tahuShutterstock/Kelvin Wong Ilustrasi cheetos tahu

Pada era selanjutnya, makanan tersebut kemudian dimiliki oleh PepsiCo.

Cheetos awalnya disebut dengan Chee-tos. Namun, tak ada yang mengetahui dengan pasti bagaimana penamaan itu didapatkan.

Sebagian orang menduga penamaan itu mengacu pada nama Fritos lantaran Cheetos saat tahap awal dibuat dengan bahan-bahan Fritos, sehingga kemudian orang-orang menganggap Cheetos adalah singkatan dari Cheesy Fritos (Fritos murahan) yang disingkat Cheetos.

Baca juga: Penyebab Cheetos, Lays, dan Doritos Berhenti Produksi di Indonesia

Adapun produk pertama Cheetos adalah Crunchy Cheetos yang ditemukan di San Antonio, Texas, pada 1948.

Produk tersebut menjadi satu-satunya produk Cheetos hingga kemudian muncul Cheetos Puffs pada 1971.

Adapun partikel semacam debu yang melekat di jari usai seseorang memakan Cheetos yang sulit untuk dijilat memiliki penyebutan nama yakni “Cheetle”.

Baca juga: [HOAKS] Sarimi dengan Varian Baru Rasa Bipang

Flamin' Hot Cheetos

Hot Flamin' Cheetos atau Cheetos pedas. Dok. Shutterstock/ Fauzan Fitria Hot Flamin' Cheetos atau Cheetos pedas.

Cheetos kemudian terus mengembangkan dirinya dan pada 1976 terciptalah Flamin’ Hot Cheetos.

Ide Flamin’ Hot Cheetoz merupakan ide dari Richard Montanez seorang pekerja pabrik berusia 12 tahun yang ketika itu baru putus sekolah.

Dirinya terinspirasi dari jagung jalanan Meksiko yang memiliki rasa lebih pedas.

Flamin’ Hot Cheetos pertama kali rilis pada 1990-an dan sukses besar setelahnya.

Montanez yang semula bekerja sebagai petugas kebersihan kemudian menjabat sebagai wakil presiden eksekutif di perusahaan tersebut.

Baca juga: Pengumuman Seleksi Administrasi CPNS 2021 Kemendikbud Ristek Bukan 2-3 Agustus, Lalu Kapan?

Maskot

Maskot Cheetos yang pertama kali muncul adalah Cheetos mouse yang mulai diperkenalkan pada 1971.

Namun, kemudian digantikan oleh Chester Cheetah pada 1986. Adapun slogan Cheetos sempat berubah-ubah.

Awalnya slogan dikenal dengan Cheetos Mouse yang mengatakan ”Chee-tos, keju yang renyah”, tetapi kemudian berganti menjadi “Salam Chee-sar!”.

Selanjutnya slogan berganti kembali menjadi Chester Cheetah yang memiliki slogan “Tidak mudah menjadi cheesy” pada 1986.

Hingga pada 1997, slogan kemudian berganti menjadi “Dangerously cheesy”.

Baca juga: Pencipta Varian Rasa Indomie Nunuk Nuraini Meninggal Dunia, Bagaimana Sejarah Indomie?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com