Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Long-Haul Covid-19, Efek Jangka Panjang yang Dirasakan oleh Penyintas Corona

Kompas.com - 05/08/2021, 13:05 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Di luar dugaan, 8 minggu setelah terinfeksi, Garner masih merasakan gejala Covid-19, seperti sakit kepala, nyeri otot, detak jantung meningkat, dan diare.

"Rasanya seperti di neraka," kata Garner.

Gejala berkepanjangan itu juga memengaruhi psikisnya. Ia mengalami pergolakan batin luar biasa selama 6 bulan masa sakitnya.

Terkadang, ia merasa mulai pulih, namun mendadak ia merasa lelah, dan semangatnya anjlok lagi. Garner menemukan bahwa penyakit itu sangat sulit diterima.

Perasaan lelah dan tak berdaya itu kian menjadi ketika ia mengalami kesulitan berbicara dan tidak bisa membaca.

Pada bulan ke-7, Garner mengaku mulai bertanya-tanya apakah ia bisa pulih sepenuhnya.

"Aku kira virus itu telah menyebabkan perubahan biomedis dalam tubuhku dan entah bagaimana melumpuhkan metabolismeku," kata Garner.

"Aku menjadi khawatir dan takut akan masa depan," lanjut dia.

Baca juga: Studi Baru soal Penyintas Covid-19 dan Potensi Kehilangan Jaringan Otak

Butuh waktu lama untuk pulih

Situasi yang seolah tanpa harapan itu akhirnya berubah ketika Garner mendapatkan bantuan dan saran dari rekan kerjanya, yang telah pulih dari sindrom kelelahan kronis.

"Aku belajar tentang bagaimana respons stres otak dan tubuh terhadap infeksi kadang-kadang bisa tidak teratur, dan gejala yang kualami sebenarnya adalah sinyal kelelahan palsu (false fatigue alarms)" kata Garner

"Penjelasan yang masuk akal ini, ditambah sesi konseling untuk mengubah keyakinanku tentang penyakit yang kuderita, sangat membantu," ujar dia.

Setelah menerima saran itu, Garner menyadari mungkin tidak ada kerusakan fisik pada tubuhnya, jadi dia harus berhenti memantau gejalanya secara terus-menerus.

Dia mulai mencari pengalihan ketika merasa tidak enak badan, dan memelihara harapan akan pemulihannya serta mendapatkan hidupnya kembali.

Garner mengatakan, Covid-19 seolah membawa hidupnya ke tepi jurang yang tidak diketahui dasarnya. Akan tetapi dia berhasil menemukan kehidupannya lagi.

"Ada kehidupan pasca-Covid-19. Orang menemukan jalannya sendiri, tetapi mereka menjadi lebih baik. Ada harapan," kata Garner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com