KOMPAS.com - Suhu panas yang melanda Kanada dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan sejumlah masalah.
Ratusan kematian mendadak diduga terkait dengan gelombang panas yang melanda negara tersebut.
Hingga 2 Juli, sebanyak 719 kematian tercatat selama tujuh hari di wilayah British Columbia (BC) provinsi paling barat Kanada.
Jumlah itu meningkat 195 persen dari jumlah biasanya selama periode itu.
Baca juga: Ratusan Orang Tewas Saat Kanada Dihantam Gelombang Panas hingga 49,5 Derajat Celcius
Kepala BC Coroner Service Lisa Lapointe mengatakan, banyak dari mereka yang meninggal dalam gelombang panas tinggal sendirian di rumah yang tak berventilasi.
Melansir BBC, panas di bagian barat Kanada dan AS disebabkan oleh "kubah udara panas" bertekanan tinggi yang membentang dari California hingga wilayah Artik.
Suhu telah mereda di daerah pesisir tetapi tidak banyak banyak perubahan untuk daerah pedalaman.
Para ahli mengatakan, perubahan iklim berkontribusi pada rekor panas ini.
Sebuah kota di BC, Lytton bahkan memecahkan rekor suhu tertinggi Kanada tiga kali minggu ini hingga mencapai 49,6 celcius pada Selasa (29/6/2021).
Akibat suhu panas itu, kebakaran besar melanda kota tersebut.
"Saya berlari menuju kota dan api mengikuti saya. Dalam waktu sekitar 15 menit, seluruh kota hilang," kata seorang warga bernama Pierre Quevillon, dikutip dari The Independent.
Baca juga: Alami Suhu Terpanas Sepanjang Masa, Kota di Kanada Ini Sampai Terbakar
Quevillon adalah salah satu dari sekitar 1.000 penduduk Lytton yang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan melarikan diri ke kota-kota tetangga setelah kebakaran hutan meruntuhkan sebagian besar kota kecil Kanada itu.
Rumah Quevillon adalah salah satu yang pertama terbakar pada Rabu (29/6/2021) malam, setelah walikota mengeluarkan perintah evakuasi segera.
Salah satu temannya telah menelepon untuk memperingatkannya tentang api yang datang ketika dia mulai menyelamatkan hewan peliharaannya.
Beruntung, ia berhasil melarikan diri dari kebakaran itu dan menuju ke bukit terdekat.