Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Perlu Memakai Masker Dobel, Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 27/06/2021, 16:06 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona varian Delta disebut lebih cepat dibanding virus asalnya atau varian Alpha.

Melansir The Guardian, Kamis (24/6/2021), Kepala Petugas Kesehatan Queensland Dr Jeannette Young mengatakan, varian Delta diindikasi dapat menular hanya dalam 5-10 detik.

“Pada awal pandemi ini, saya berbicara tentang kontak dekat selama 15 menit yang menjadi perhatian. Sekarang sepertinya lima hingga 10 detik itu menjadi perhatian. Risikonya jauh lebih tinggi sekarang daripada setahun yang lalu," katanya.

Baca juga: Varian Delta Dapat Menular Hanya Berpapasan 5-10 Detik, Apakah 3M Masih Cukup?

Setelah berbulan-bulan menghadapi pandemi Covid-19, WHO pun mengumumkan bahwa penyebaran virus corona dapat terjadi melalui udara, pada April 2020 lalu.

Studi laboratorium menemukan partikel virus yang dapat bertahan di udara dalam bentuk aerosol hingga 16 jam.

Namun, penularan Covid-19 masih dapat dicegah dengan menggunakan masker.

Penggunaan masker dobel juga disarankan agar memberi perlindungan yang lebih baik.

Baca juga: Ragam Gejala Covid-19, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?

Berikut alasannya:

Baca juga: Penambahan Kasus Covid-19 Indonesia Peringkat Ke-5 Sedunia

Proteksi lebih baik

Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, penggunaan masker dobel dianjurkan karena memberikan proteksi yang lebih baik.

"Proteksi menjadi lebih baik," ujar Reisa, kepada Kompas.com, Minggu (27/6/2021).

Penggunaan masker dobel yang dimaksud ialah perpaduan antara masker medis dan masker kain.

"Caranya masker medis di bagian dalam lalu masker kain di luar," kata dia.

Baca juga: Kemenkes Tegaskan Penghapusan Syarat Domisili Vaksinasi Covid-19 Terbatas di Tempat Berikut

Dengan memadukan dua jenis masker itu, maka partikel virus akan sulit masuk. Masker dobel pun memiliki sistem filtrasi yang lebih terjamin.

"Meningkatkan filtrasi masker. Masker kain juga penting untuk menutup celah antara wajah dengan area pinggir masker medis," ucap Reisa.

Selain meningkatkan filtrasi, masker kain juga mampu mendorong tepi masker bagian dalam dengan pas ke wajah dan janggut.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Simak 8 Langkah Meningkatkan Imunitas Tubuh


Tingkat perlindungan

Reisa menambahkan, penggunaan masker dobel juga terbukti mampu menurunkan risiko penularan Covid-19.

"Jadi bisa meningkatkan perlindungan dan menurunkan risiko tertular Covid-19," imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting.

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di 6 Provinsi Pulau Jawa dan Nasional, Mana Saja?

Menurutnya, kombinasi antara masker beda dan masker kain bisa memberikan perlindungan yang lebih baik.

Jika tidak terbiasa, menggunakan satu masker bagi sebagian orang tentu akan membuat sulit bernapas. Maka, pastikan penggunaan masker dobel tidak hanya membuat aman, tetapi juga tetap merasa nyaman.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat juga merekomendasikan penggunaan masker dobel untuk meningkatkan perlindungan.

Baca juga: Cara Melihat dan Unduh Sertifikat Vaksin Covid-19

Adapun persentase perlindungan beberapa jenis masker terhadap virus, meliputi:

  • Masker kain memiliki perlindungan 51,4 persen
  • Masker medis memiliki perlindungan 56,1 persen
  • Masker medis yang pangkalnya diikat memiliki perlindungan 77 persen
  • Masker dobel (medis di dalam dan kain di luar) memiliki perlindungan 85,4 persen

Baca juga: Tiap Semenit Terdapat 2,8 Juta Limbah Masker Sekali Pakai di Bumi

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Penggunaan Masker Dobel yang Benar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com