Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Masker Rajut, Ahli Ingatkan Pakai Masker Dobel

Kompas.com - 25/06/2021, 18:20 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Penggunaan masker masih sangat disarankan di tengah belum terkendalinya penyebaran virus corona.

Berbagai pilihan masker kini tersedia, seperti masker medis dan aneka masker kain.

Kini, muncul pula tren masker rajut, yang banyak dijual secara online dan offline. Amankah menggunakan masker rajut?

Baca juga: INFOGRAFIK: Cara Menggunakan Masker Dobel yang Benar

Simak saran ahli berikut ini!

Pendapat Ahli

Juru bicara Satuan Tugas Covid-19 RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto, mengingatkan, agar tak mengambil risiko dengan tak menggunakan masker seperti yang disarankan.

Hal ini penting diperhatikan agar benar-benar terlindungi dari risiko terpapar virus corona.

“Sebaiknya janganlah ya. Apalagi kita sudah disarankan untuk sebaiknya menggunakan masker berlapis,” ujar Tonang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2021).

Ia mengingatkan, saat ini sudah muncul berbagai varian baru virus yang memiliki kemampuan lebih kuat menyusup ke tubuh dan lebih mudah menyebabkan infeksi.

Varian baru yang kasusnya mulai banyak ditemukan di Indonesia adalah varian Delta.

Oleh karena itu, Tonang mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati termasuk saat memilih jenis masker yang digunakan.

“Risiko. Karena rajut pori-porinya besar,” ujar Tonang.

Baca juga: Cara Penggunaan Dua Masker atau Masker Dobel yang Benar

Ia menyarankan, sebaiknya menggunakan masker berlapis agar semakin kecil peluang masuk ke tubuh.

Meski menggunakan masker rajut berlapis dengan masker lainnya, ia tetap tak menyarankan. Lebih baik menggunakan masker dengan standar yang selama ini dianjurkan.  

“Usul saya tidak usah ambil risiko. Pakai masker standar. Kalau mau pakai masker kain pakai yang minimal 3 lapis,” ujar dia.

Selain itu, sebaiknya 3 lapisan kain tersebut adalah 3 lapis kain yang berbeda tetapi saling mendukung daya filtrasi terhadap virus.

“Jadi supaya memperapat filtrasi dan menambah kuat kemampuan menyaring,” ujar Tonang.

Baca juga: Sama-sama Efektif Tangkal Virus, Ini Perbedaan Masker Bedah dan Kain

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Penggunaan Masker Dobel yang Benar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com