Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Pertimbangkan Vaksinasi Covid-19 untuk Usia di Bawah 18 Tahun

Kompas.com - 25/06/2021, 13:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mulai mempertimbangkan vaksinasi Covid-19 untuk kelompok usia di bawah 18 tahun.

"Kita juga sedang mengkaji, vaksin-vaksin mana yang sudah memiliki emergency use authorization untuk usia muda," kata Budi, saat konferensi pers virtual, Jumat (25/6/2021).

Pembahasan ini disinggung mengingat varian virus corona B.1.617 atau varian Delta, disebut lebih menyebar di kalangan usia yang lebih muda.

"Kita juga melakukan studi, dan mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa mengambil keputusan," tutur Budi.

Baca juga: BKKBN Godog Rencana Vaksinasi Covid-19 bagi Anak-anak dan Ibu Hamil

Tingkat keparahan

Budi mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih meneliti mengenai tingkat keparahan varian baru virus corona pada kelompok usia muda.

"Memang kita melihat, ada gejala usia muda masuk. Tapi catatan saya juga, sekarang kita sedang melakukan penelitian bagaimana mengenai severity-nya, keparahannya," terang dia.

Dari data di berbagai negara, anak muda yang mengalami Covid-19 cenderung sembuh.

"Karena memang di seluruh dunia, untuk usia di bawah 18 tahun itu 99 persen itu sembuh, dibandingkan dengan usia di atas 18 tahun," imbuh dia.

Vaksin yang dipertimbangkan

Saat ini, Kemenkes sedang memantau dua vaksin yang sudah mendapat emergency use authorization untuk penggunaan kelompok usia di bawah 18 tahun.

Terdapat dua jenis vaksin yang saat ini masuk dalam catatan pengamatan Kemenkes, yaitu Sinovac dan Pfizer.

"Satu adalah Sinovac, yang bisa antara umur 3 sampai 17 (tahun). Kemudian satu lagi adalah Pfizer, yang bisa umur 12 sampai 17 (tahun)," kata Budi.

Baca juga: Vaksin AstraZeneca Efektif Melawan Varian Delta dan Kappa

Memantau negara lain

Lebih lanjut, kebijakan dan penggunaan vaksin Covid-19 untuk kelompok usia muda juga perlu dipertimbangkan.

Budi bercerita bahwa Indonesia sudah berkomunikasi dengan Italia mengenai pemberian vaksin pada remaja.

Vaksinasi kepada kelompok usia muda di negara-negara di Eropa, Amerika dan Asia juga terus dipantau.

"Dengan demikian, kita bisa mengeluarkan keputusan yang komperhensif berdasarkan data yang ada di kita, data penggunaan dan policy di negara-negara lain, dan juga data ilmuah kesehatan emergency use authorizationya terhadap vaksin tersebut," jelas Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com