Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kasuari, Spesies Burung Paling Berbahaya di Dunia

Kompas.com - 20/06/2021, 13:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak spesies burung dikenal karena bulunya yang indah atau kicaunya yang merdu.

Sedangkan Kasuari, burung endemik asal Papua, Papua Nugini, dan Australia ini, dikenal karena keunikannya dengan leher biru dan gelambir merah.

Namun, anda mesti berpikir dua kali jika ingin memelihara burung ini, karena ternyata burung darat ini juga salah satu satwa yang berbahaya.

Kasuari merupakan satu-satunya burung yang diketahui pernah membunuh manusia.

Dikutip dari Guinness World Records, pada 2019 lalu, seorang pria berusia 75 tahun yang memelihara Kasuari, meninggal dunia setelah diserang dan mengalami luka yang sangat parah.

Kematian pertama yang dikonfirmasi akibat serangan kasuari ini terjadi pada 1926 yang menimpa seorang pemburu berusia 16 tahun.

Pemuda itu sebelumnya memukul Kasuari untuk membunuhnya dan kemudian melarikan diri. Saat itu, ia tersandung dan menerima tendangan fatal di lehernya.

Baca juga: Seorang Pria di AS Tewas Dicakar Burung Kasuari Peliharaannya

Memiliki cakar mematikan

Burung kasuari mudah dikenali karena warna dan bentuk tubuhnya berbeda dari kebanyakan burung. Lehernya berwarna biru dengan gelambir merah, kemudian bulu tubuhnya berwarna hitam.

Melansir Guinness World Records, burung kasuari berasal dari hutan tropis Asia Tenggara dan Australia.

Meskipun memiliki ukuran tubuh bervariasi di tiga spesies yang berbeda, tinggi kasuari dapat mencapai 2 meter dan berat 60 kilogram.

Anatomi yang membuat mereka begitu berbahaya terletak di bawah.

Kaki berotot memungkinkannya untuk melakukan tendangan yang kuat dan dilengkapi dengan tiga cakar di jarinya.

Cakar panjangnya bisa mencapai 4 inci atau 10 sentimeter dan memungkinkannya untuk mengiris pemangsa dengan satu tendangan.

Jika merasa terancam, burung kasuari akan melompat dan menyerang dengan cakarnya, sehingga menyebabkan luka yang berpotensi mematikan organ dalam.

Baca juga: Mengenal Badak Putih Utara, Satwa yang Disebut Punah, Sisa 2 Ekor di Dunia

Serangan Kasuari

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Christopher Kofron pada 1999, mengutip Scientific American, 221 serangan yang dicatat di Casuarius casuarius johnsonii sebagian besar disebabkan oleh makanan.

Tercatat 109 serangan melibatkan permintaan makanan oleh Kasuari.

Beberapa Kasuari bertindak berani dan agresif dengan harapan diberi makan, terkadang menendang manusia jika tidak ada makanan yang ditawarkan.

Kasuari juga akan menendang atau mematuk pintu dan jendela kaca untuk meminta makan.

Karena risiko yang ditimbulkannya, pemilik kasuari di Florida bahkan harus memenuhi sejumlah tes dan memperoleh izin khusus untuk memeliharanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Tren
Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Tren
Siap-siap, Pendaftaran CPNS Dibuka Juni 2024, Kuota 1,2 Juta Formasi

Siap-siap, Pendaftaran CPNS Dibuka Juni 2024, Kuota 1,2 Juta Formasi

Tren
Cara Beli Tiket Go Show KAI, Tarif Naik per 1 Mei 2024

Cara Beli Tiket Go Show KAI, Tarif Naik per 1 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com