Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tips Sukses Harsono Berjualan Cilok hingga Bisa Beli 13 Rumah dan 3 Apartemen

Kompas.com - 20/06/2021, 10:06 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Cilok Edy sudah terkenal di Jember dan laris manis.

Cemilan ini bisa dibeli di sejumlah penjual yang satu grup dengan cilok Edy di sejumlah titik di Jember, antara lain depan kantor DPRD Jember, kampus Universitas Jember dan Universitas Muhammadiyah Jember.

Cilok Edy juga bisa ditemui di cabang lainnya di Probolinggi dan Bondowoso.

Adalah Harsono, pemilik Cilok Edy yang terkenal itu. Berkat menjual cilok dengan brand Cilok Edy itu, Harsono bisa meraup Rp 5 juta per hari dari empat rombong. Bahkan sebelum pandemi Covid-19, ia bisa mendapatkan Rp 9 juta per hari.

Kini, Harsono memiliki 10 karyawan.

Baca juga: Kisah Harsono, Sukses Jual Cilok hingga Punya 3 Apartemen dan 13 Rumah Kontrakan

Hasil dari penjualan cilok ditabung hingga Harsono bisa membeli sejumlah properti seperti 3 apartemen, 13 rumah kontrakan hingga sawah. Ia juga bisa menunaikan ibadah haji dari berjualan nama dari singkatan aci dicolok itu?

Lalu bagaimana Harsono bisa sukses berjualan cilok di tengah pandemi ini? Berikut tipsnya yang dirangkum dari Kompas Regional, Minggu (20/6/2021).

1. Mampu menangkap peluang

Harono awalnya adalah tukang ojek. Namun pendapatan dari profesi itu tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup.

Ia mencoba menjadi tenaga honorer petugas kebersihan di Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya Jember. Lagi-lagi pendapatnnya tidak cukup untuk menafkahi keluarga.

Ia kemudian berpikir hingga akhirnya mendapat ide berjualan cilok. Namun cilok yang ingin dijualnya harus memiliki ciri khas.

Harsono pun melakukan riset kecil dan menyimpulkan bahwa di Jember tidak ada penjual cilok daging. Yang ada hanya cilok tepung.

Ia pun mulai membuat cilok daging. Resepnya berasal dari ayahnya yang juga berjualan panganan serupa di Bali.

2. Gencar pemasaran

Dengan modal awal Rp 20.000, Harsono memulai bisnis berjualan cilok. Ia memasarkan produknya ke berbagai tempat.

Harsono berangkat berjualan keliling cilok mulai pukul 06.30 WIB.Target pasar yang potensial adalah tempat keramaian seperti sekolah, perkantoran dan lainnya.

3. Tetap sabar dan berusaha

Semangat perjuangan Harsono berjualan cilok sempat meredup karena penghasilannya tidak sesuai harapan. Ia sempat kembali ke profesi awalnya sebagai tukang ojek selama 2 bulan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com