Selain WSJ, media asing lain yang menyoroti lonjakan kasus virus corona di Indonesia adalah Aljazeera.
Dalam artikelnya berjudul "It will get very bad: Experts warn on Indonesia COVID surge", Aljazeera menyinggung faktor lain yang menjadi pemicu lonjakan kasus belakangan.
Para ahli yang diwawancarai Aljazeera mengatakan, lonjakan tersebut merupakan hasil dari mudik Lebaran, tidak adanya kebijakan kesehatan yang kohesif, pengujian dan pelacakan yang tidak efektif, serta pesan pemerintah yang membingungkan.
Meski perjalanan dibatasi di bandara domestik dan terminal ferri dari 22 April hingga 24 Mei, pemerintah memperkirakan antara lima dan enam juta orang masih berpindah antar kota di dua pulau Jawa dan Sumatera.
Ahli biologi molekuler Ahmad Utomo mengatakan, varian Delta hanya digunakan untuk mengaburkan manajemen pandemi yang salah.
"Saya sangat setuju dengan itu. Apapun variannya, butuh aktivitas manusia untuk mereplikasi," kata Utomo.
"Tapi varian Delta itu seperti mobil sport yang bisa berjalan dengan cepat. Namun, mobil sport hanya bisa melaju cepat di jalan yang Anda izinkan. Anda harus mengatasi mobilitas manusia untuk memperlambatnya," sambung dia.
Baca juga: Tips Isolasi Mandiri di Tengah Puncak Pandemi Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.