Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangki Kilang Pertamina Cilacap yang Terbakar Berisi Benzene, Apa Itu?

Kompas.com - 12/06/2021, 20:20 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu area tangki atau bundwall di Kilang Pertamina Cilacap, Jawa Tengah terbakar pada Jumat (11/6/2021) malam.

Area Manager Communication, Relations, & CSR RU IV Cilacap Hatim Ilwam mengatakan, penyebab pasti kebakaran masih belum diketahui.

"Kebakaran terjadi di salah satu area tangki penyimpanan yang lokasinya berada di dalam kompleks kilang, bukan kilang atau pabrik pengolahannya. Penyebab kebakaran belum diketahui," kata Hatim dikutip dari laman Pertamina, Sabtu (12/6/2021).

Hatim mengungkapkan, tangki yang terbakar berisi benzene.

Tangki yang terbakar itu berisi 1/3 kapasitas saja, yakni sebanyak 1.100 barel Benzene dari kapasitas semestinya yang dapat menampung hingga 3.000 barel.

Baca juga: Viral, Video Kebakaran Kilang Pertamina Cilacap, Ini Fakta-faktanya...

Lalu, apa itu benzene?

Benzene adalah produk kilang yang merupakan bahan dasar untuk petrochemical, tidak terkait dengan produk BBM dan LPG.

Dilansir dari Britannica, benzene adalah cairan tidak berwarna dengan bau khas yang sering digunakan dalam produksi polistirena.

Bahan ini sangat beracun dan dikenal sebagai karsinogen. Paparannya dapat menyebabkan leukimia.

Benzene pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Inggris Michael Faraday pada 1825 silam.

Kemudian, pada 1834, kimiawan Jerman Eilhardt Mitscherlich memanaskan asam benzoat dengan kapur dan menghasilkan benzene.

Baca juga: Update Kebakaran Kilang Minyak Pertamina Cilacap: Pendinginan Masih Dilakukan

Mudah terbakar

Sementara itu, menurut Centers for Disease Control and Prevention, benzene adalah bahan kimia yang tidak berwarna, memiliki bau lembut dan sangat mudah terbakar.

Benzene dapat menguap ke udara dengan sangat cepat, uapnya pun lebih berat daripada udara.

Beberapa industri menggunakan benzene untuk membuat bahan kimia lain yang digunakan untuk membuat plastik, resin, nilon, dan serat sintetis.

Benzene juga digunakan untuk membuat beberapa jenis pelumas, karet, pewarna, deterjen, obat-obatan, dan pestisida.

Selain memiliki banyak kegunaan, benzena juga memiliki dampak negatif terhadap kesehatan.

Baca juga: Pasok 60 Persen BBM di Jawa, Ini Profil Kilang Pertamina di Cilacap

Tanda dan gejala terhirup benzene

Orang yang menghirup benzene tingkat tinggi dapat mengalami tanda dan gejala selama beberapa menit hingga jam. Berikut gejalanya:

  • Mengantuk
  • Pusing
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Sakit kepala
  • Tremor
  • Kebingungan
  • Ketidaksadaran
  • Kematian (pada tingkat yang sangat tinggi).

Makanan atau minuman yang mengandung benzene tingkat tinggi dapat menyebabkan gejala berikut dalam beberapa menit hingga jam:

  • Muntah
  • Iritasi perut
  • Pusing
  • Mengantuk
  • Kejang
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Kematian (pada tingkat yang sangat tinggi)

Jika seseorang muntah karena menelan makanan atau minuman yang mengandung benzena, muntahan tersebut dapat terhisap ke dalam paru-paru dan menyebabkan gangguan pernapasan dan batuk.

Paparan langsung pada mata, kulit, atau paru-paru terhadap benzena dapat menyebabkan cedera jaringan dan iritasi.

Meski demikian, kemunculan tanda atau gejala ini tidak selalu berarti bahwa seseorang telah terpapar benzene.

Baca juga: Terkait Kebakaran di Kilang Cilacap, Pertamina Pastikan Pasokan BBM dan LPG di Jateng dan DIY Aman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com