Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 10 Nama Baru Varian Virus Corona, dari Alpha hingga Kappa

Kompas.com - 08/06/2021, 19:27 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan adanya pemberian nama-nama baru bagi varian virus corona yang telah terdeteksi di sejumlah negara.

Penamaan ini dilakukan setelah sejumlah pertimbangan serta adanya konsultasi luas dan tinjauan dari banyak sistem penamaan potensial.

“WHO mengumpulkan sekelompok ahli mitra dari seluruh dunia untuk melakukannya, termasuk para ahli yang merupakan bagian dari sistem penamaan yang ada, ahli nomenklatur dan taksonomi virus, peneliti dan otoritas nasional,” tulis WHO dalam keterangannya.

Baca juga: Alasan WHO Beri Nama Baru Varian Virus Corona Gunakan Alfabet Yunani

WHO memutuskan memberikan nama-nama baru bagi varian virus corona yang tidak terkait dengan suatu negara, namun masih tetap mudah diingat. Nama tersebut menggunakan alfabet Yunani. 

"Tidak ada negara yang boleh distigmatisasi karena mendeteksi dan melaporkan varian," kata Van Kerkhove melalui akun Twitter-nya, 31 Mei 2021.

Berikut ini penamaan baru untuk 10 varian baru virus corona:

1. Varian Inggris B.1.1.7 disebut Alpha

Varian B.1.1.7 merupakan varian yang pertama kali muncul di Inggris pada Desember 2020.

Studi awal mengenai varian baru tersebut menunjukkan potensi peningkatan penularan dan rawat inap.

Adapun sejumlah gejala dari varian baru ini yakni:

  • Demam
  • Batuk
  • Sulit bernapas
  • Menurunnya fungsi indera pengecap dan penciuman
  • Keluhan pada saluran pencernaan

Baca juga: 7 Fakta Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Inggris yang Sudah Masuk ke Indonesia

2. Varian Afrika Selatan B.1.351 disebut Beta

Varian B.1.351 pertama kali ditemukan di Teluk Nelson Mandela, Afrika Selatan pada Oktober 2020.

Dikutip dari Kompas.com (3/5/2021) varian B.1351 bisa mempengaruhi netralisasi beberapa antibody, akan tetapi belum terdeteksi apakah jenis tersebut mampu meningkatkan risiko keparahan penyakit.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi sebelumnya mengatakan diduga varian ini mempengaruhi penurunan efikasi vaksin Covid-19.

Varian ini juga memiliki kemampuan penularan yang lebih cepat dan berpotensi mengakibatkan kematian yang tinggi. 

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Afrika Selatan, Diduga Picu Gelombang Kedua Covid-19

3. Varian Brasil P.1 disebut Gamma

Varian P.1 merupakan varian yang ditemukan di Brasil.

Varian ini juga sama dengan varian B.1.352 ditemukan lolos dari netralisasi saat diinkubasi dengan antibody yang dihasilkan sebagai respon terhadap gelombang pertama pandemi.

4. Varian India B.1.617.2 disebut Delta

Varian B.1.617 merupakan varian baru dari mutasi ganda E484Q dan L452R.

E484Q mirip dengan E484K, yang merupakan mutasi yang terlihat pada varian Afrika Selatan B.13.53 dan pada varian Brasil, P1.

Adapun L452R juga terdeteksi dalam varian virus California, B.1.429.

Varian ini diangggap lebih menular dan bisa menyebar lebih cepat.

Baca juga: Virus Corona Varian Delta Menyebar di Indonesia, Ini Daftar Wilayahnya

5. Varian Amerika Serikat B.1.427/B.1.429 disebut Epsilon

Varian baru ini merupakan varian Callifornia.

Melansir dari CNBC, varian ini diperkirakan menyumbang 52 persen kasus Covid di California, 41 persen di Nevada, dan 25 persen di Arizona.

CDC juga telah mengklasifikasikan varian ini sebagai varian kekhawatiran yang berarti ada bukti bahwa varian ini mengarah pada peningkatan penularan dan penyakit yang lebih parah.

6. Varian Brasil P.2 disebut Zeta

Varian P2 adalah varian lain selain varian P1 yang terdeteksi lebih dulu di Brazil.

Varian ini juga telah terdeteksi lebih dahulu di Inggris dan dilaporkan menyebar di Rio de Janeiro.

Varian ini meskipun mengandung E484K namun diangggap tak cukup untuk menetapkannya masuk sebagai Varian kekhawatiran.

Melansir dari Belfasttelegraph Varian P2 tidak mengandung mutasi penting lain sebagaimana yang dibawa varian P1.

Baca juga: Penjelasan Kemendikbud Ristek soal Beredarnya Info Formasi CPNS di Instagram

7. Varian B.1.525 disebut Eta

Variaan B.1525 adalah varian yang baru-baru ini diidentifikasi di Inggris.

Para ilmuwan mengawasi varian ini karena memiliki beberapa mutasi pada gen protein lonjakan.

Mutasi tersebut atermasuk adanya E484 K.

Meski demikian sejauh ini taka da bukti bahwa B1525 lebih menular atau mengarah ke penyakit yang lebih parah.

8. Varian Filipina P.3 disebut Theta

Varian asal Filipina ini dideteksi di Filipina pada 13 Maret 2021 dan ditemukan pada sampel lokal Filipina.

Mengutip dari Rappler, meskipun belum cukup bukti varian tersebut berdampak pada kesehatan masyarakat namun tetap ada kemungkinan virus lebih menular dibandingkan versi asli SARS-CoV-2.

Baca juga: [HOAKS] Foto Terdekat dari Planet Saturnus

9. Varian Amerika Serikat B.1.526 disebut Iota

Varian B.1526 mulai ditemukan pada sampel yang dikumpulkan di New York pada Bulan November 2021.

Belum diketahui apakah virus lebih menular dibandingkan virus aslinya.

Virus juga belum tersebar luas, namun tampaknya menyebar cukup efisien melalui wilayah metropolitan New York dan sekitarnya.

10. Varian India B.1.617.1 disebut Kappa

Varian kappa merupakan varian baru yang terdiri dari mutasi ganda.

Di India, yang melaporkan lebih dari 2,7 juta kasus infeksi, sub-garis keturunan B1617,1 dan B1617,2 ditemukan masing-masing pada 21 persen dan 7 persen dari semua sampel.

B1617.1 dan B1617.2 terbukti resisten terhadap antibodi Bamlanivimab yang digunakan untuk pengobatan COVID-19, serta "berkurangnya kerentanan terhadap antibodi netralisasi" untuk B1617.1.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mutasi Virus Corona B.1.1.7

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com