Afrika Selatan telah mengalami dua lonjakan infeksi sebelumnya. Pertama, di pertengahan tahun 2020. Kedua, gelombang yang jauh lebih buruk pada Desember dan Januari ketika kemunculan varian baru.
Sementara, hanya sekitar 1,5 persen dari 60 juta penduduk negara itu yang telah menerima vaksin.
Baca juga: Polisi Bongkar Mafia Vaksin Covid-19 Palsu di Afrika Selatan
Mucormycosis atau jamur hitam, tak hanya menjangkiti pasien Covid-19 di kelompok usia dewasa. Kini infeksi jamur ini juga menjangkiti anak-anak di India.
Melansir Indian Espress, Minggu (30/5/2021), dua anak dari pedesaan Karnataka, India terjangkit jamur hitam setelah tanpa disadari tertular Covid-19.
Keduanya yaitu seorang anak perempuan berusia 11 tahun dari distrik Ballari dan anak laki-laki berusia 14 tahun dari distrik Chitradurga.
Keduanya menjalani perawatan di rumah sakit pemerintah dan kondisinya dikatakan serius.
Menurut departemen kesehatan negara bagian, ada 1.250 kasus jamur hitam yang telah dilaporkan sejauh ini di negara bagian tersebut.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.193 orang sedang dalam perawatan,18 sembuh, sementara 39 orang meninggal dunia akibat jamur hitam.
Menteri Kesehatan Karnataka K Sudhakar mengatakan, Karnataka sudah menerima sekitar 10.000 botol obat amfoterisin-B untuk pengobatan infeksi jamur.
Di rumah sakit pemerintah, obat itu tersedia gratis.
Baca juga: Lockdown di Ibu Kota India, New Delhi, Diperpanjang hingga 7 Juni 2021
Melansir BBC, Minggu (30/5/201), ribuan orang berkumpul di depan Kongres, di Ibu Kota Brasilia, sambil menyerukan pemakzulan presiden dan menuntut pasokan vaksin.
Aksi serupa juga berlangsung di kota besar lainnya seperti Rio de Janeiro.
Di kota lain, pengunjuk rasa meletakkan ribuan salib, sebagai simbol penghormatan bagi mereka yang meninggal karena pandemi.
Brazil telah melaporkan hampir 460 ribu kematian, jumlah korban tertinggi kedua di dunia setelah AS. Ia juga berada di posisi tertinggi ketiga dengan total kasus lebih dari 16 juta kasus.
Tingginya angka kasus tersebut membuat sistem kesehatan negara di ambang kehancuran.
Senat Brazil pun mengadakan penyelidikan atas penanganan pandemi pemerintahnya dan lambatnya peluncuran program vaksin.
Namun, pemimpin sayap kanan secara konsisten menentang langkah-langkah lockdown, dengan alasan kerusakan ekonomi akan lebih buruk daripada efek virus corona itu sendiri.
Sejauh ini, Bolsonaro terus menolak untuk membeli vaksin dari China.
Baca juga: Filipina Laporkan Kasus Pertama Varian Baru Virus Corona yang Terdeteksi di Brazil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.