Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/05/2021, 08:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jaringan internet 5G secara resmi diluncurkan di Indonesia pada Kamis (27/5/2021) secara terbatas.

Operator pertama yang menyediakan layanan jaringan internet 5G di Indonesia adalah Telkomsel setelah mengantongi Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) 5G dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Jaringan 5G merupakan generasi kelima dari teknologi seluler nirkabel untuk menggantikan 4G sebagai jaringan utama untuk perusahaan seluler dan produsen telepon.

Pengguna jaringan 5G mampu menggunakan internet mencapai kecepatan hingga 1 Gbps (1.000 Mpbs) serta menggunakan teknologi seperti beamforming dan MIMO masif untuk mengirimkan sinyal nirkabel dengan gangguan yang lebih sedikit.

Baca juga: Hari Ini, Jaringan 5G Diluncurkan di Indonesia

Perbedaan dengan 4G

Di beberapa area, 5G hanya sedikit lebih cepat daripada 4G, mencapai kecepatan rata-rata sekitar 49-60 Mbp, dikutip dari Hight Speed Internet.

Sementara di lokasi yang lebih padat penduduknya, 5G sepuluh kali lebih cepat daripada 4G, dengan mencapai kecepatan rata-rata hampir 500 Mbps.

Itu merupakan perbedaan besar dibandingkan 4G yang hanya mampu mencapai 30 Mbps.

Internet 5G jauh lebih cepat daripada 4G karena menggunakan pita radio frekuensi tinggi untuk mengirimkan sinyal Wi-Fi.

Jaringan 5G dibangun di atas jaringan nirkabel 4G, tetapi juga menghadirkan teknologi baru dan frekuensi radio yang lebih luas.

Menara dan pemancar 5G menggunakan lebih banyak antena dan pita radio frekuensi yang lebih tinggi, membuka gelombang udara untuk menghasilkan kecepatan yang lebih cepat dengan waktu respons yang lebih cepat.

Secara kapasitas, 5G memiliki kapasitas yang jauh lebih besar daripada 4G.

Hal ini memungkinkan kecepatan internet tetap lancar meski diakses oleh banyak orang dalam satu tempat, seperti di stadion dan konser musik.

Baca juga: Daftar Ponsel yang Bisa Gunakan Jaringan 5G

 

Kekurangan

Sebagian besar penyedia seluler telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membangun infrastruktur 4G, tetapi mereka baru saja mulai membangun jaringan 5G.

Artinya, 4G cukup banyak tersedia, sementara jangkauan 5G saat ini hanya terbatas di kota-kota besar.

Di Indonesia, enam lokasi pertama yang bisa menikmati layanan 5G semuanya di Jabodetbek, yaitu Kelapa Gading, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk, Widya Chandra, Bumi Serpong Damai, dan Alam Sutera.

Meski suatu daerah memiliki jaringan 5G, perlu ponsel yang mendukung untuk bisa menikmati jaringan tersebut.

Beberapa ponsel yang mendukung jaringan 5G adalah IPhone 12, Samsung Galaxy S20 Plus 5G, Samsung Galaxy A71 5G, dan OnePlus 8 Pro 5G.

Baca juga: Jaringan 5G Sudah Hadir di Indonesia, Apakah Berbahaya?

Meski memiliki kecepatan jauh lebih baik dari 4G, tapi jaringan 5G sangat buruk dalam melewati objek, seperti dinding, jendela, dan permukaan keras, dikutip dari CNN.

Hal itu kemungkinan akan membuat banyak gedung mendapatkan situs seluler 5G mereka sendiri untuk memastikan fungsi jaringan di dalamnya.

Masalah lain yang muncul adalah kecepatan dan kapasitas masif serta latensi rendah 5G bergantung pada spektrum pita tinggi.

Sayangnya spektrum pita tinggi dengan area cakupan yang kecil, tidak terlalu dapat diandalkan.

Baca juga: Perjalanan 5G di Indonesia, dari Uji Coba, Lelang Frekuensi, hingga Komersil

 

Perbedaan 1G hingga 5G

1G

Dikutip dari cengn.ca, jaringan 1G mulai diperkenalkan pada 1979, fitur yang tersedia hanya panggilan suara melalui telepon seluler. 

Jaringan ini diluncurkan oleh Nippon Telegraph and Telephone pada 1979, 1G pertama kali diperkenalkan kepada warga Tokyo.

Pada 1984, jaringan generasi pertama mencakup seluruh Jepang, menjadikannya negara pertama yang memiliki layanan 1G secara nasional.

2G

Menyusul kesuksesan 1G, jaringan 2G diluncurkan pada Sistem Global untuk Komunikasi Seluler (GSM) di Finlandia selama tahun 1991 .

Jaringan 2G juga memungkinkan mentransfer bit data dari satu ponsel ke ponsel lain, memungkinkan akses ke konten media di ponsel seperti nada dering. 

Kehadiran 2G mengubah cara berkomunikasi dengan memperkenalkan pesan teks (SMS) dan pesan multimedia (MMS) sebagai bentuk komunikasi baru.

Baca juga: Palestina Nikmati Internet 3G Setelah Menunggu 10 Tahun

3G

Muncul 2001, dibandingkan dengan 2G, 3G memiliki kemampuan transfer data 4 kali lebih besar yang mencapai rata-rata hingga 2 Mbps.

Karena peningkatan ini, streaming video, konferensi video, dan obrolan video langsung (ingat Skype lama yang bagus) menjadi nyata. Email juga menjadi bentuk komunikasi standar lainnya melalui perangkat seluler.

Apa yang membuat 3G menjadi revolusioner adalah kemampuannya untuk menjelajahi internet (halaman HTML dasar pada saat itu) dan mengalirkan musik di perangkat seluler.

Meskipun 2G memang menawarkan fitur yang sama, mereka tidak semaju 3G dalam hal kecepatan unduh.

Blackberry meluncurkan perangkat seluler pertama mereka yaituu BlackBerry 5810 pada tahun 2002. Lalu pada tahun 2007 iPhone mengeluarkan iPhone 3G atau iPhone 2 dan segera mendominasi pasar smartphone hanya dalam beberapa tahun

4G

Diperkenalkan untuk penggunaan komersial di Norwegia menjelang akhir 2009, 4G menawarkan layanan standar saat ini.

Mulai dari minimal 12,5 Mbps , 4G menyediakan streaming atau obrolan video berkualitas tinggi, akses web seluler cepat, video HD, dan game online. 

Lalu pada pertengahan 2011, Kanada meluncurkan jaringan nirkabel LTE pertamanya di Ottawa, Ontario, berkat Rogers. Pada tahun 2018 saja, kecepatan unduh 4G tercepat di Kanada pada tahun 2018 hanya di bawah 20 Mbps. 

Pada masa 4G, ponsel terlaris termasuk iPhone 6 sebanyak 22,4 juta unit dan Samsung Galaxy S4 sebanyak 80 juta unit di seluruh dunia.

Baca juga: Video Viral Pengendara Memakai Helm Magic Com, Ternyata Ini Akhirnya


5G

Korea Selatan adalah negara pertama yang menawarkan 5G pada Maret 2019.

Beberapa ahli saat ini mengklaim bahwa 5G akan 20 kali lebih cepat daripada 4G. Faktanya, kecepatan pengunduhan 5G rata-rata di Kanada adalah 169,46 Mbps. Itu sudah 205 persen lebih cepat dari 4G!

Perbedaan besar lainnya antara 4G dan 5G adalah latensi dan ukuran bandwidth-nya .

Latensi pada 5G sangat berkurang, yang meningkatkan kecepatan unduh dan unggah lebih cepat. 

5G juga memiliki ukuran bandwidth yang lebih besar (antara 30GHz dan 300 GHz), mendukung lebih banyak teknologi dan lebih banyak perangkat. 5G adalah persyaratan penting dari penyebaran IoT massal, yang dibutuhkan untuk kota pintar dan industri lainnya.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Teknologi Jaringan 5G

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daftar Lengkap Kebutuhan Formasi PPPK Kemenag dalam Seleksi CASN 2023

Daftar Lengkap Kebutuhan Formasi PPPK Kemenag dalam Seleksi CASN 2023

Tren
Benarkah Tarif Bus Transjakarta Akan Alami Perubahan Berdasarkan Domisili Penumpang?

Benarkah Tarif Bus Transjakarta Akan Alami Perubahan Berdasarkan Domisili Penumpang?

Tren
Kisah Penyelamatan Anak Gajah yang Terperosok Lubang, Sang Induk Bertaruh Nyawa Menemani

Kisah Penyelamatan Anak Gajah yang Terperosok Lubang, Sang Induk Bertaruh Nyawa Menemani

Tren
Kebutuhan CPNS 2023 untuk Formasi Dosen Jurusan Kesehatan, Simak Persyaratannya

Kebutuhan CPNS 2023 untuk Formasi Dosen Jurusan Kesehatan, Simak Persyaratannya

Tren
Lowongan CPNS dan PPPK Kemendagri 2023: Jumlah Formasi, Link, Syarat, dan Cara Daftarnya

Lowongan CPNS dan PPPK Kemendagri 2023: Jumlah Formasi, Link, Syarat, dan Cara Daftarnya

Tren
Instansi yang Buka Seleksi PPPK dan CPNS 2023 untuk Formasi Disabilitas

Instansi yang Buka Seleksi PPPK dan CPNS 2023 untuk Formasi Disabilitas

Tren
Wanita 19 Tahun di Inggris Tak Sadar Sedang Hamil, Mendadak Kaki Bayi Keluar dari Rahim

Wanita 19 Tahun di Inggris Tak Sadar Sedang Hamil, Mendadak Kaki Bayi Keluar dari Rahim

Tren
Ramai soal Seseorang yang Hobi Makan Banyak tapi Susah Gemuk, Kok Bisa?

Ramai soal Seseorang yang Hobi Makan Banyak tapi Susah Gemuk, Kok Bisa?

Tren
Ini Kesalahan Sopir yang Kerap Dilakukan Saat Melalui Jalan Menurun hingga Sebabkan Rem Blong

Ini Kesalahan Sopir yang Kerap Dilakukan Saat Melalui Jalan Menurun hingga Sebabkan Rem Blong

Tren
Kecelakaan di Exit Tol Bawen, Apakah Korban Dapat Santunan dari Jasa Raharja?

Kecelakaan di Exit Tol Bawen, Apakah Korban Dapat Santunan dari Jasa Raharja?

Tren
Kronologi dan Motif Penculikan WNI di Malaysia Selama 10 Hari

Kronologi dan Motif Penculikan WNI di Malaysia Selama 10 Hari

Tren
Mengapa Anjing Suka Mengubur Tulang?

Mengapa Anjing Suka Mengubur Tulang?

Tren
Diprediksi Sepi, Konser SMTOWN LIVE 2023 Justru Pecah

Diprediksi Sepi, Konser SMTOWN LIVE 2023 Justru Pecah

Tren
Kawasan Bromo Dibuka Kembali Usai Kebakaran akibat 'Flare Prewedding'

Kawasan Bromo Dibuka Kembali Usai Kebakaran akibat "Flare Prewedding"

Tren
Warganet Kesulitan Akses Ayonaik.kcic.co.id, Apakah Pendaftaran Uji Coba Kereta Cepat Tahap 2 Diundur?

Warganet Kesulitan Akses Ayonaik.kcic.co.id, Apakah Pendaftaran Uji Coba Kereta Cepat Tahap 2 Diundur?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com