Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pengungsi Dunia 2020 Catatkan Rekor 55 Juta Orang

Kompas.com - 20/05/2021, 18:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap detik, konflik dan bencana alam memaksa seseorang untuk mengungsi di negara mereka sendiri pada 2020.

Hal ini mendorong jumlah orang yang tinggal dalam pengungsian internal mencapai rekor tertinggi.

Padahal, pembatasan ketat pada pergerakan akibat pandemi Covid-19 diperkirakan akan menekan angka pengungsi tahun lalu.

Menurut laporan Pusat Pemantauan Pengungsi Internal (IDMC) dan Dewan Pengungsi Norwegia (NRC), 2020 ditandai dengan badai hebat, konflik panjang, dan kekerasan yang memaksa 40,5 juta orang menjadi pengungsi baru di negara mereka.

Angka ini jumlah tertinggi pengungsi baru yang dilaporkan dalam 10 tahun dan menjadikan jumlah total orang yang hidup dalam pengungsian internal di seluruh dunia mencapai rekor 55 juta.

"Kedua angka tahun lalu luar biasa tinggi. Lonjakan pengungsi internal belum pernah terjadi sebelumnya," kata Direktur IDMC Alexandra Bilak, dikutip dari AFP, Kamis (20/5/2021).

Saat ini, pengungsi internal lebih dari dua kali lipat dari sekitar 26 juta jumlah pengungsi lintas perbatasan.

"Mengejutkan bahwa seseorang terpaksa meninggalkan rumah mereka di dalam negara mereka sendiri setiap detik tahun lalu," kata kepala NRC Jan Egeland dalam sebuah pernyataan.

"Kami gagal melindungi orang yang paling rentan di dunia dari konflik dan bencana," lanjut dia.

Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah rekor itu tercatat saat pandemi Covid-19 menginfeksi dunia.

Artinya, pembatasan pergerakan menghalangi pengumpulan data sehingga angka itu berpotensi jauh lebih tinggi.

Pandemi juga telah memperburuk kondisi sosial ekonomi bagi orang-orang telantar di suatu negara.

"Angka-angka itu mungkin meningkat lebih banyak lagi karena negara-negara semakin terpuruk dalam krisis ekonomi," kata dia.

Laporan tersebut menemukan, tiga perempat orang yang mengungsi secara internal tahun lalu adalah korban bencana alam, khususnya yang terkait dengan cuaca ekstrem.

Topan yang intens, hujan monsun serta banjir melanda daerah yang sangat padat penduduk di Asia dan Pasifik, sementara musim badai Atlantik menjadi yang paling aktif dalam catatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com