KOMPAS.com - Hamper Lebaran adalah sarana silaturahmi baru di hari raya di masa pandemi Covid-19.
Meski tradisi kirim parsel atau hantaran sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama, namun di masa pandemi ini tradisi saling mengirim hamper menjadi lebih marak seiring dengan larangan mudik yang membuat masyarakat tak bisa saling bertemu dan memeluk kerabat.
Hamper lebaran sendiri bisa bermacam-macam isinya. Mulai dari makanan seperti kue kering dan cake, sajian main course Lebaran seperti opor ayam dan ketupat, hingga barang-barang kebutuhan sehari-hari atau hobi seperti tas wanita, peralatan dapur, dan lain sebagainya.
Khusus untuk Anda yang ingin mengirim hamper berupa makanan siap saji atau makanan instan, harus lebih hati-hati karena barang konsumsi ini mengenal standar kualitas kelayakan makan dan mengenal pula tanggal kedaluwarsa.
Jangan sampai Anda memilih produk hamper yang bisa merugikan kesehatan orang lain.
Baca juga: Jangan Lakukan 4 Kesalahan Bikin Roti, Bekal Sebelum Siapin Hamper Lebaran
Memilih hamper memang harus cermat, agar Anda tak merugikan pihak lain yaitu mereka yang menerima hamper.
View this post on Instagram
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM mengeluarkan panduan bagaimana memilih produk hamper yang benar, khususnya yang berisi berbagai bahan olahan pangan.
Berikut adalah cara memilih hamper ala BPOM:
1. Pilih sendiri produk isian
Agar Anda tak terjebak dalam produk-produk yang kurang berkualitas, sebaiknya pilih sendiri produk pangan olahan yang akan dijadikan isian hamper.
Anda bisa mengolahnya sendiri, memesannya di baker atau pembuat roti yang sudah terpercaya, atau membeli sendiri makanan kemasan di pasar swalayan.
Dengan memilah sendiri, maka Anda bisa mengawasi kemasan dan kualitas produk olahan pangan yang benar.
Baca juga: Ulik Potensi Bisnis Parsel Lebaran, Usaha Musiman yang Menjanjikan
2. Pilih produk sesuai kebutuhan penerima
Ketika akan memilih produk, sesuaikan dengan kebutuhan si penerima.
Jangan sampai Anda mengirim bahan pangan yang ternyata masuk ke dalam daftar pantangan makan si penerima hamper karena pertimbangan berbagai gangguan kesehatan.