Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Varian Corona B.1.1.7 yang Sudah Ditemukan di Indonesia

Kompas.com - 01/05/2021, 07:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

4. Sifat penularan lebih cepat

Para 15 Maret 2021, seperti diberitakan Kompas.com, Kemenkes menyebutkan, penularan mutasi virus corona B.1.1.7 yang merupakan mutasi virus dari Inggris, memiliki sifat penularan lebih cepat 50-74 persen.

Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan, vaksin Covid-19 yang ada saat ini masih efektif melawan mutasi virus Covid-19 B.1.1.7.

Sejauh ini, belum ada laporan mengenai mutasi virus yang berpengaruh pada efikasi vaksin Sinovac.

5. Diduga jadi pemicu kasus di Riau

Terbaru, peningkatan kasus Covid-19 di Riau saat ini dinilai cukup mengkhawatirkan, dengan penambahan sekitar 400 kasus per hari. 

Penambahan kasus baru tersebut diduga terjadi akibat adanya varian baru B.1.1.7.

Saat ini, sampel spesimen pasien Covid-19 di Riau telah dikirim ke Kementerian Kesehatan di Jakarta.

"Saat ini sedang dilakukan pengujian di Kemenkes untuk melihat apakah dalam sampel yang dikirim tersebut terdapat virus corona mutasi baru B.1.1.7 atau tidak," kata Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Riau dr Indra Yovi.

Hasil dari pemeriksaan sampel spesimen itu masih dinantikan. 

Tak mematikan, bukan berarti tak sebabkan kematian

Ketika awal kasus Covid-19 dari varian B.1.1.7 terdeteksi di Indonesia, sejumlah epidemiolog mengingatkan sejumlah hal yang perlu dipahami dari varian ini.

Varian baru ini disebut tak mematikan, tetapi bukan berarti tak menyebabkan kematian.

Yang perlu diwaspadai adalah laju penularannya yang sangat cepat.

"Jadi kalau misalkan suatu penyakit itu lebih cepat menular 50 persen saja, berarti lebih banyak kasus infeksi baik ringan sedang maupun parah," kata epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, seperti diberitakan Kompas.com, 9 Maret 2021.

Dari studi ScienceMag, jika wilayah tertentu memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi karena tingginya interaksi sosial, maka varian yang lebih cepat menyebar akan semakin umum.

"Kalau ada strain baru, penularannya lebih tinggi 20 persen itu sudah hal yang sangat mengkhawatirkan," ujar Dicky. 

Semakin tinggi tingkat penularan, semakin banyak yang orang rentan mengalami kematian. Perlu diingat pula, bahwa peningkatan kasus karena laju penularan akan berdampak pada kemampuan layanan kesehatan.

"Lebih banyak juga kasus di rumah sakit, termasuk yang masuk ICU, termasuk artinya meningkatkan angka kematian atau jumlah orang yang meninggal. Seperti itu pemahaman yang mendasar," jelas Dicky.

Baca juga: Termasuk B.1.1.7, Ini 3 Mutasi Baru Virus Corona yang Teridentifikasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

Tren
Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Tren
Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Tren
16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com