KOMPAS.com - Modus pencurian data pribadi untuk pengajuan pinjaman online (pinjol) tengah ramai di media sosial dalam beberapa waktu terakhir.
Beberapa orang mengaku tidak pernah mengajukan pinjaman, namun mereka justru mendapat tagihan.
Tidak hanya itu, situs-situs tertentu juga disebut dapat menjadi media untuk pencurian data pribadi. Data tersebut nantinya bisa digunakan pihak leasing untuk menagih sejumlah uang.
Baca juga: Waspadai Pencurian Data KTP untuk Pinjaman Online, Berikut Cara Melindunginya
Security Digital Trainer, Yerry Niko Borang menyampaikan bahwa situs-situs pencuri data berkedok pinjol biasanya terdapat pada aplikasi permainan.
"Ini biasanya menyaru di games, aplikasi sosial kayak quiz. Juga di link-link yang disebar," ujar Yerry saat dihubungi Kompas.com, Selasa, (28/4/2021).
Ia menambahkan, biasanya situs berita online yang abal-abal juga ada yang berisi skrip atau kode untuk mencuri data pengaksesnya.
Tak hanya itu, pelaku pencurian data berkedok pinjol ini juga menyisipkan skrip/kode pada link tertentu dan menyebarkannya di media sosial.
Yerry mengatakan, ketika link tersebut diklik akan terbuka situs macam-macam.
Di sisi lain, pihak pinjol tertarik dengan data-data pribadi, baik nasabah mereka maupun calon target pasar mereka.
Alasannya, data pribadi nasabah bisa digunakan untuk berjaga-jaga jika tidak membayar. Sedangkan, untuk calon target pasar tujuannya untuk promosi dan bisa ditarik untuk meminjam.
Baca juga: Ramai Dugaan Pembuatan KTP Palsu untuk Pinjaman Online, Ini Kata OJK
Sementara itu, apabila data pribadi kita tersebar oleh pinjaman online, maka konsekuensinya pemilik data pribadi tersebut akan di-spam dengan promosi, iklan, atau pesan lainnya untuk meminjam uang.
"Kemudian, jika sekali masuk akan ditawarin data akan dijual atau disebar ke pinjol-pinjol lain, makanya kita sering dengar seseorang dikejar-kejar beberapa pinjol sekaligus," ujar Yerry.
Yerry berharap, pemerintah dapat bertindak menekan pencurian dan penyebaran data pribadi ini sebagai upaya tegas dan melindungi hak privasi warganya, terutama data-data privat soal finansial, seperti jumlah atau saldo tabungan.
Baca juga: Video Viral Pengendara Motor Melamun Tabrak Pintu Perlintasan KA di Klaten hingga Patah
Selain itu, masyarakat juga dapat mengetahui ciri-ciri kebocoran data pribadi yakni saat seseorang membeli suatu produk di online, maka muncul dapat banyak penawaran bagang atau jasa yang sama.
Artinya, data pembelian barang/jasa yang seharusnya bersifat pribadi tersebar ke mana-mana.