Tiga titik lokasi tersebut kerap digunakan untuk membunyikan mercon, yakni Banyu Urip, Jenggot, dan pintu keluar tol Duwet.
"Nah, setelah kita patroli dari Jenggot, kita langsung mengarah ke exit tol yang saat itu situasinya sudah ramai sekali. Begitu mobil patroli sampai di perempatan lampu merah exit tol, semuanya pada bubar, kocar-kacir," tutur Windo.
"Mobil patroli mulai mengarah ke arah Selatan, sedangkan anggota yang masih berpakaian preman, masih berada di perempatan lampu merah exit tol. Kan mungkin dari warga atau anak-anak muda enggak tau kalau berpakaian preman itu polisi, mungkin enggak tau," imbuh Windo.
Tidak lama setelah itu, ada seorang pemuda yang membawa mercon hendak membunyikannya di lokasi tersebut.
Baca juga: Ramai soal Polisi Buang Botol Miras ke Laut, Ini Penjelasan Kapolres
Namun, belum jadi mercon dinyalakan, pemuda itu justru melarikan diri ke area persawahan yang ada di sekitar exit tol.
"Perwira pengendali, Panit Sabhara Polsek Pekalongan Selatan Iptu Seno Ajang, memerintah anggota namanya Dimas, junior saya, untuk mengejar. Setelah kejar-kejaran, akhirnya kena. Pemuda itu langsung tak interogasi seperti terlihat di video itu," kata Windo.
Pemuda itu, lanjut Windo, sempat memohon dan meminta agar tidak menyalakan mercon tersebut di hadapannya.
Baca juga: Menelusuri Jejak Kembang Api dan Petasan Saat Datangnya Lebaran
"Dia saat diberi shock therapy merasa ketakutan hingga nangis. Setelah itu kita bawa ke kantor untuk membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi lagi," ujar Windo.
Windo mengungkapkan, hal itu ia lakukan juga untuk membubarkan banyaknya masyarakat yang ada di lokasi tersebut.
Benar saja, setelah ia "memberi pelajaran" kepada pemuda tersebut dengan intonasi nada yang tinggi, masyarakat langsung membubarkan diri.
Baca juga: Video Viral Pria di Ternate Tendang Tukang Sol hingga Terpental, Ini Kata Polisi
Lebih lanjut, Windo mengatakan, begitu banyak laporan yang masuk ke Polsek Pekalongan Selatan terkait mercon.
"Karena warga banyak yang laporan ke kita via telepon atau WA lewat bhabinkamtibmas, tolong pak mercon sangat meresahkan warga," terang Windo.
Selain berbahaya untuk diri sendiri, kata Windo, menyalakan mercon seperti itu juga berbahaya bagi orang lain.
Windo mengungkap, sudah banyak korban akibat menyalakan mercon, mulai dari tangan putus sampai dengan yang fatal meninggal dunia.
Baca juga: Viral di TikTok, Tukang Becak yang Kehilangan Rp 2 Juta Ini Malah Terima Donasi hingga Rp 130 Juta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.