Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Varian Mutasi Ganda yang Memicu Lonjakan Covid-19 di India

Kompas.com - 23/04/2021, 17:30 WIB
Mela Arnani,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - India tengah dihantam gelombang kedua infeksi virus corona yang menyebabkan runtuhnya layanan kesehatan.

Kasus baru infeksi yang dilaporkan dalam beberapa waktu terakhir, mencapai ratusan ribu setiap harinya.

Varian baru mutasi ganda diperkirakan menjadi pemicu terjadinya gelombang baru kasus di negara ini.

Berikut hal yang perlu diketahui mengenai mutasi ganda yang sebabkan lonjakan kasus di India:

Baca juga: Satgas Sebut Varian Virus Corona B.1.617 atau Mutasi Ganda India Belum Ditemukan di RI

Awal kemunculan

Melansir The Asean Post, varian baru yang disebut B.1.617, awalnya terdeteksi di India dengan dua mutasi, yaitu E484Q dan L452R.

Penemuan pertama kalinya dilaporkan akhir tahun lalu oleh seorang ilmuwan di India dan rincian lebih lanjut disajikan di hadapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Virus bermutasi sepanjang waktu, sebagai bagian dari evolusi biologi.

Beberapa mutasi melemahkan virus, sedangkan lainnya mungkin membuat virus lebih kuat dan berkembang lebih cepat yang menginfeksi lebih banyak orang.

Keberadaan mutan ganda diakui oleh Kementerian Kesehatan India pada akhir Maret lalu.

Menurut pernyataan pemerintah India pada 16 April 2021, mutasi ganda telah ditemukan di beberapa negara seperti Australia, Belgia, Jerman, Irlandia, Namibia, Selandia Baru, Singapura, Inggris dan Amerika Serikat.

Baca juga: 6 Negara Batasi Perjalanan dengan India karena Covid-19, Mana Saja?

Diduga penyebab lonjakan Covid-19

Pengurutan genom menunjukkan varian sebagai kemungkinan penyebab lonjakan infeksi, meskipun belum dikonfirmasi oleh pemerintah India.

Melansir BBC, pengurutan genom merupakan proses pengujian untuk memetakan seluruh kode genetik suatu organisme, dalam hal ini virus.

Prevalensi rata-rata varian melonjak hingga setinggi 52 persen sampel yang diurutkan pada April.

Varian B.1.617 terdapat dalam sampel dari sekitar 10 negara bagian India dengan presentase yang bervariasi.

Infeksi dari varian virus ini diperkirakan akan meningkat karena mempunyai dua mutasi kritis yang membuatnya lebih mungkin untuk menular dan mengurangi tingkat antibodi, meski tak sepenuhnya menghilangkan pengikatan antibodi oleh infeksi dan vaksinasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com