Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Mengatasi Sedih dan Terpuruk karena Patah Hati?

Kompas.com - 16/04/2021, 19:32 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Cinta ditolak, ditinggal saat masih sayang-sayangnya, atau diselingkuhi adalah sejumlah kondisi yang bisa menyebabkan seseorang mengalami patah hati.

Adakalanya patah hati membuat orang yang mengalaminya menjadi tak bergairah ketika melakukan sesuatu, ada rasa kecewa, marah, dan mungkin sedih yang tak kunjung berkesudahan.

Situasi dan kondisi psikologis seperti ini pasti mengganggu dan bisa merusak kualitas keseharian.

Baca juga: Perusahaan di Jepang Memiliki Cuti Patah Hati dengan Berbagai Versi, seperti Apa Ceritanya?

Apa yang harus dilakukan saat mengalami patah hati, dan mengatasi rasa sedih atau terpuruk?

Psikolog dari Universitas Indonesia (UI), Dr Rose Mini Agoes Salim, akrab disapa Bunda Romi, mengatakan, perasaan marah, sedih, atau terpuruk saat gagal dalam sebuah hubungan adalah hal yang wajar.

Menurut dia, hal ini terjadi karena ketika dalam sebuah hubungan, akan timbul perasaan sudah “terbiasa” dengan pasangan.

“Manusia itu kan sebetulnya sulit beradaptasi. Saat sesuatu itu sudah dipegang, ya itu terus. Tapi pada waktu patah hati permasalahaannya ada yang disakiti. Misal, satu ditinggal oleh yang satu. Kalau yang meninggalkan beda ya, ada reasoning. Tapi kalau yang ditinggalkan mungkin akan bertanya, kenapa ini terjadi, kenapa terjadi sama saya, salah saya apa, dan sebagainya. Dan itu mungkin yang membuat seseorang jadi galau sedih dan sebagainya,” ujar Romi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/4/2021).

Romi mengatakan, logis ketika menyudahi hubungan dengan seseorang akan ada perasaan emosional.

Cara untuk mengatasi berbagai emosi yang muncul saat patah hati, kata Romi, dengan menerima seluruh perasaan kesal, sedih, dan berbagai perasaan yang timbul.

Ia menekankan, jangan ada upaya untuk terus menolak situasi yang ada. 

“Semakin kita kesal, semakin kita bilang enggak mau mikirin, sebetulnya kita sedang mikirin. Jadi biarkan saja dulu kesalnya keluar. Kalau kita ngomong gitu, di otak kita justru disimpan dengan nama dia,” kata Romi.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membuat daftar sisi positif dan negatif dari orang yang sudah mengecewakannya.

Daftar itu bisa dimulai dengan membuat pertanyaan-pertanyaan seperti “Apakah dia cukup dewasa?”, “Apakah seseorang itu memiliki kemampuan melindungi?", dan sebagainya.

Dari daftar positif dan negatif itu, kita bisa membandingkannya dan membantu mereka yang sedang patah hati apakah orang tersebut baik atau tidak untuk melanjutkan hubungan ke depan.

Baca juga: Didi Kempot dan Ratusan Lagu Patah Hati yang Bikin Ambyar...

Hal ini juga akan membantu untuk berpikir lebih jernih melihat persoalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com