Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal "Eating Disorder" Dialami Peserta INTM, Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 24/03/2021, 18:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ramai di media sosial terkait komentar para juri yang menyinggung salah satu peserta ajang pencarian bakat di stasiun televisi Indonesia.

Dua orang juri menanggapi terkait eating disorder yang dialami salah satu model yang berkompetisi di sana.

Tanggapan tersebut kemudian menuai banyak kritikan dari warganet karena dinilai meremehkan penyakit mental seseorang.

Lantas, apa itu eating disorder? Bagaimana tanggapan psikolog soal hal itu?

Baca juga: Sulli Diduga Bunuh Diri, Ini 9 Cara Lindungi Kesehatan Mental

Tentang eating disorder

Psikolog klinis Veronica Adesla menjelaskan bahwa eating disorder adalah gangguan makan atau berhubungan dengan perilaku makan.

"Gangguan ini secara signifikan mampu mengganggu kesehatan fisik dan fungsi psikososial (dalam menjalani aktivitas bekerja sosial sehari-hari)," ujar Vero saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/3/2021).

Menurutnya, gangguan ini bisa muncul dengan kondisi yang berbeda-beda, antara lain:

  • Dapat berupa makan sangat berlebihan di suatu waktu.
  • Kebiasaan makan berlebihan dan memaksa memuntahkannya.
  • Tidak makan atau makan sangat kurang karena takut berat badan bertambah atau menjadi gemuk.
  • Mengkonsumsi benda asing yang tidak layak untuk dimakan sebagai makanan.

Baca juga: Kesehatan Jiwa dan Pemahaman yang Kerap Keliru soal Dokter Jiwa...

Penyebab

Selain itu, Vero menjelaskan bahwa penyebab eating disorder bisa beragam, salah satunya juga bergantung pada jenis gangguan yang dialami.

"Ada yang dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang masa kecil, mengalami berbagai peristiwa hidup yang stressful, tuntutan atau tekanan dari lingkungan (seperti: keluarga, pertemanan, pekerjaan)," ujar Vero.

"Penyebab lain, termasuk pengaruh budaya mengenai penilaian konsep cantik atau bentuk tubuh kurus atau ideal," lanjut dia.

Baca juga: Hal Sepele Ini Sering Dianggap Remeh, tetapi Bisa Ganggu Kesehatan Jiwa

Penanganan

Vero mengungkapkan, eating disorder masih bisa ditangani dengan dukungan dari berbagai pihak.

Menurutnya, penanganan untuk eating disorder dapat berupa family therapy, cognitive behavioral therapy, dan interpersonal therapy.

"Keluarga memegang peranan penting untuk membangun pola perilaku makan yang sehat pada anak," ujar Vero.

Kemudian, dengan menjalani penanganan cognitive behavior therapy dapat membantu individu untuk mengubah pemikiran negatifnya yang tidak rasional terkait penampilan dan mengubah pola makannya.

Sedangkan, interpersonal psychotherapy mampu membantu indvidu untuk meningkatkan kualitas relasinya dengan orang lain, melalui belajar untuk menyelesaikan konflik dan memperluas jaringan sosial.

Baca juga: Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Bagaimana Cara Jaga Kesehatan Mental?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com