Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal Sepele Ini Sering Dianggap Remeh, tetapi Bisa Ganggu Kesehatan Jiwa

Kompas.com - 10/10/2019, 18:06 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hari Kesehatan Jiwa Sedunia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 10 Oktober.

Melansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan, kesehatan jiwa menjadi permasalahan serius.

Persoalan kesehatan jiwa misalnya depresi, kegelisahan , perubahan suasana hati, hingga stres.

Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kesehatan mental sehingga bisa mencegah terjadinya penyakit jiwa.

Tahukah Anda, apa saja hal-hal yang bisa mengganggu kesehatan jiwa?

Saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/10/2019), dr Gina Anindyajati SpKJ, dokter yang bekerja di Departemen Psikiatri FKUI-RSCM, menjelaskan, kesehatan jiwa dipengaruhi beberapa faktor.

Faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan jiwa di antaranya faktor biologis, psikologis, dan sosial.

“Faktor biologis berkaitan dengan kondisi kesehatan secara keseluruhan, dan kondisi otak. Faktor psikologis berkaitan dengan perkembangan kepribadian seseorang, ketahanannnya terhadap tekanan dan kemampuannya menghadapi masalah,” ujar dr Gina.

Secara sosial, lanjut dia, kesehatan jiwa berhubungan dengan hubungan seseorang dengan lingkungan sekitar.

Kerap diremehkan

Gina menyebutkan, ada beberapa hal sepele yang kerap diremehkan seseorang, tetapi berpotensi mengganggu kesehatan jiwa seseorang.

Apa saja? Berikut yang dijelaskan dr Gina.

  • Makan tidak teratur dan gizi yang tidak seimbang. Menurut Gina, pola makan juga berpengaruh terhadap kerja otak sehingga seseorang lebih rentan terhadap stres, dan berpengaruh terhadap kesehatan jiwa.
  • Kurang atau terlalu banyak tidur juga dinilai bisa mengganggu kerja otak. Hal ini membuat otak rentan terhadap tekanan.
  • Aktivitas yang tidak reguler dianggap menjadi faktor yang bisa membuat kesehatan fisik terganggu sehingga mengganggu produksi hormon. Akibatnya, suasana perasaan juga terpengaruh.
  • Kebiasaan minum kopi dan merokok. Menurut dr Gina, ada risiko terjadi toleransi dan timbul adiksi sehingga ketika diberhentikan muncul gejala-gejala putus asa dan ketidaknyamanan fisik maupun psikologis.
  • Hal sepele lainnya, kebiasaan yang bisa menimbulkan kesulitan dalam beradaptasi. Misalnya, ketika seseorang dihadapkan pada tantangan, ia langsung merasa tidak bisa menghadapinya.

“Ini hal yang kelihatannya sepele, tapi seringkali menjadi penghambat dalam beradaptasi di kehidupan sehari-hari. Jadi sulit untuk berkembang, sehingga terkesan tidak punya pencapaian dalam hidup. Kalau sudah begitu, bisa jadi ada risiko mengalami masalah kesehatan jiwa,” ujar Gina.

Jaga kesehatan jiwa

Dokter Gina menjelaskan, untuk menjaga kesehatan jiwa, seseorang sebaiknya memerhatikan asupan nutrisi yang seimbang, waktu tidur yang cukup sesuai kebutuhan, serta aktivitas fisik yang regular.

“Pola hidup sehat sangat penting untuk jiwa yang sehat,” kata Gina.

Menurut dia, seseorang perlu untuk memerhatikan sisi psikologisnya dengan berusaha menjadi pribadi yang baik.

“Tentunya dengan mengembangkan kemampuan untuk bersikap tenang saat menghadapi masalah, berpikir kritis dan jernih, berorientasi pada solusi, dan melatih kebiasaan berpikir yg rasional,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com