Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Cara Mengatasi Sedih dan Terpuruk karena Patah Hati?

Adakalanya patah hati membuat orang yang mengalaminya menjadi tak bergairah ketika melakukan sesuatu, ada rasa kecewa, marah, dan mungkin sedih yang tak kunjung berkesudahan.

Situasi dan kondisi psikologis seperti ini pasti mengganggu dan bisa merusak kualitas keseharian.

Apa yang harus dilakukan saat mengalami patah hati, dan mengatasi rasa sedih atau terpuruk?

Psikolog dari Universitas Indonesia (UI), Dr Rose Mini Agoes Salim, akrab disapa Bunda Romi, mengatakan, perasaan marah, sedih, atau terpuruk saat gagal dalam sebuah hubungan adalah hal yang wajar.

Menurut dia, hal ini terjadi karena ketika dalam sebuah hubungan, akan timbul perasaan sudah “terbiasa” dengan pasangan.

“Manusia itu kan sebetulnya sulit beradaptasi. Saat sesuatu itu sudah dipegang, ya itu terus. Tapi pada waktu patah hati permasalahaannya ada yang disakiti. Misal, satu ditinggal oleh yang satu. Kalau yang meninggalkan beda ya, ada reasoning. Tapi kalau yang ditinggalkan mungkin akan bertanya, kenapa ini terjadi, kenapa terjadi sama saya, salah saya apa, dan sebagainya. Dan itu mungkin yang membuat seseorang jadi galau sedih dan sebagainya,” ujar Romi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/4/2021).

Romi mengatakan, logis ketika menyudahi hubungan dengan seseorang akan ada perasaan emosional.

Cara untuk mengatasi berbagai emosi yang muncul saat patah hati, kata Romi, dengan menerima seluruh perasaan kesal, sedih, dan berbagai perasaan yang timbul.

Ia menekankan, jangan ada upaya untuk terus menolak situasi yang ada. 

“Semakin kita kesal, semakin kita bilang enggak mau mikirin, sebetulnya kita sedang mikirin. Jadi biarkan saja dulu kesalnya keluar. Kalau kita ngomong gitu, di otak kita justru disimpan dengan nama dia,” kata Romi.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membuat daftar sisi positif dan negatif dari orang yang sudah mengecewakannya.

Daftar itu bisa dimulai dengan membuat pertanyaan-pertanyaan seperti “Apakah dia cukup dewasa?”, “Apakah seseorang itu memiliki kemampuan melindungi?", dan sebagainya.

Dari daftar positif dan negatif itu, kita bisa membandingkannya dan membantu mereka yang sedang patah hati apakah orang tersebut baik atau tidak untuk melanjutkan hubungan ke depan.

Hal ini juga akan membantu untuk berpikir lebih jernih melihat persoalan.

“Kalau kita sedih enggak bisa move on, itu rasa atau perasaan yang paling bergerak. Sementara manusia itu punya kemampuan berpikir. Logikanya harus dijalankan,” ujar dia.

Kesedihan dan keterpurukan ketika awal patah hati adalah perasaan yang wajar, tetapi jangan larut berlama-lama dalam situasi itu. 

Romi mengingatkan, pada dasarnya perasaan muncul karena apa yang diolah pada otak sehingga harus berupaya untuk berpikir realistis.

“Ketika kita belum bisa menilai secara realistis maka emosi yang hanya membawa kita ke mana-mana,” kata Romi.

Perlukah konsultasi ke psikolog? 

Romi mengatakan, tidak semua urusan patah hati harus dibawa ke psikolog. Menurut dia, yang terpenting justru bantuan dari orang-orang terdekat.

“Kalau dia punya ketahanan diri yang bagus dia bisa melihat permasalahan itu ada di mana (tidak perlu ke psikolog),” ujar Romi.

Akan tetapi, jika tak bisa mengatasi diri sendiri, menjadi tidak realistis sehingga muncul perasaan ingin bunuh diri atau hal lain yang mencelakakan diri, sebaiknya mencari bantuan ahli. 

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/16/193200565/bagaimana-cara-mengatasi-sedih-dan-terpuruk-karena-patah-hati-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke