Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto Viral Fenomena Langit Berwarna Setelah Gempa, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kompas.com - 11/04/2021, 12:49 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di media sosial, beredar foto yang memperlihatkan kondisi langit tertutup awan dan memancarkan warna pelangi, Sabtu (10/4/2021).

Narasi yang dituliskan pengunggah, fenomena langit ini terjadi setelah gempa bumi. 

Beberapa pengguna Twitter lainnya juga mengunggah foto yang sama, memperlihatkan awan dengan pancaran cahaya.

Hingga Minggu (11/4/2021), foto tersebut telah dibagikan ulang sebanyak 62 kali dan disukai lebih dari 565 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: Video Viral Cara Menghentikan Kereta Api, Ini Kata KAI

Bagaimana penjelasan soal fenomena langit ini?

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, fenomena langit tersebut tidak ada hubungannya dengan kejadian gempa yang terjadi di Malang pada Sabtu kemarin.

"Tidak ada hubungannya," ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/4/2021).

Menurut dia, fenomena pancaran sinar pada awan setelah gempa hanya kebetulan.

Fenomena cloud irisdence

Sementara itu, saat dihubungi secara terpisah, astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo, mengatakan, fenomena langit berawan yang terlihat pada foto di atas dan memancarkan cahaya pelangi disebut sebagai fenomena atmosfer yang iritasi atau cloud irisdence.

"Ini fenomena atmosfer murni akibat adanya sumber cahaya kuat (Matahari) dan penghalang awan yang bagian tepinya lebih tipis," ujar Marufin kepada Kompas.com, Minggu (11/4/2021).

Ia mengatakan, cahaya tersebut muncul menilik jarak sudut antara warna-warna yang terlihat dengan posisi Matahari relatif kecil (kurang dari 45 derajat).

Marufin menjelaskan, fenomena ini sama seperti ketika seseorang bermain gelembung sabun di tempat terang pada siang hari.

Pada gelembung akan terlihat pendaran warna-warna pelangi yang disebabkan oleh difraksi cahaya Matahari oleh partikel-partikel nano yang menyusun lapisan tipis gelembung sabun.

"Karena sinar Matahari merupakan gabungan warna pelangi, maka saat terdifraksi dia akan membentuk warna-warna pelangi juga. Bukan sebagai pola gelap dan terang," lanjut dia.

Baca juga: Video Viral Seekor Biawak Memanjat Rak di Minimarket, Begini Ceritanya

Terkait fenomena cloud irisdence yang terjadi pada Sabtu (10/4/2021) siang, Marufin mengatakan, hal itu terjadi saat cahaya Matahari terhalangi oleh awan-awan tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com