Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Grafik Antibodi Setelah Dapat Vaksin Covid-19

Kompas.com - 10/04/2021, 18:50 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Sebuah gambar yang menampilkan grafik antibodi pasca-vaksinasi beredar di media sosial.

Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa antibodi pada hari ke-7 setelah vaksinasi dalam kondisi paling bagus.

Selanjutnya, antibodi itu akan turun dari hari ke-14 hingga hari ke-28.

Dari konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, grafik antibodi setelah vaksinasi dari hari ke hari itu tidak sepenuhnya benar. Sebab, antibodi pada hari ke-7 baru mulai terbentuk.

Narasi yang beredar

Gambar tersebut diunggah oleh beberapa akun di media sosial Facebook, salah satunya adalah Jeannette Sulindro pada 24 Maret 2021.

Berikut isi unggahan selengkapnya:

Grafik ini bener gak ya? Berarti Saya sekarang memasuki Hari ke 7 anti bodynya lagi bagus2 nya ya... Di Hari ke 14 gak boleh keluyuran sampai Hari ke 28 ya.
2 minggu meningkatkan imunitas sendiri ya..
Olah raga sih tetap lah ya.

Bagaimana dengan kalian.? JMa stay safe stay healthy.

Tangkapan layar unggahan yang menyebutkan antibodi hari ke-7 pada kondisi paling bagus Tangkapan layar unggahan yang menyebutkan antibodi hari ke-7 pada kondisi paling bagus
Grafik serupa juga diunggah oleh akun Linda Gurning dan Ignas Iryanto.

Bagaimana penjelasan mengenai siklus antibodi usai divaksin Covid-19?

Konfirmasi Kompas.com

Ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan, tubuh akan melakukan priming atau pengenalan setelah suntikan pertama, kemudian sel plasma dan sel-B memori akan terbentuk dengan cepat.

"Sel plasma ini yang dengan cepat membentuk antibodi. Tapi karena baru pengenalan awal, sel plasma yang terbentuk ini bekerja singkat," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/3/2021).

Pada hari ke-7, sel plasma mulai ada dan hari ke-10 sampai 12 mulai terbentuk antibodi. Setelah itu, antibodi akan turun.

Oleh karena itu, kata Tonang, kondisi sebelum dan sementara waktu setelah divaksin sama saja.

"Sampai nanti saatnya tercapai titer antibodi optimal, baru ada beda kondisi. Maka risiko terinfeksi sebelum dan sementara waktu setelah divaksin, pada dasarnya sama saja," ujar Tonang.

Ketika antibodi sudah turun dan hampir habis, itu merupakan waktu yang tepat untuk menyuntikkan dosis kedua vaksin.

Sebab, suntikan dosis kedua vaksin saat antibodi masih tinggi justru akan berdampak pada efektivitas vaksin yang berkurang.

Ia mengatakan, sel-B memori yang sudah terbentuk dari suntikan pertama, dengan cepat berproliferasi menjadi sel plasma dalam jumlah besar.

"Kemampuan sel plasma hasil dari sel-B memori ini besar sehingga dengan cepat membentuk antibodi dalam jumlah besar," jelas dia.

"Pola itu yang diharapkan terjadi pada pemberian suntikan vaksin dengan 2 dosis berjeda waktu tertentu," lanjut Tonang.

Tonang mengatakan, besaran dosis dan jeda pemberian ini ditentukan dari hasil uji klinis untuk mencari kombinasi yang optimal.

Pengujian juga diperlukan dalam mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titer antibodi optimal setelah pemberian dosis kedua.

Senada dengan Tonang, pakar biologi molekuler Indonesia Ahmad Utomo mengatakan, sistem kekebalan baru belajar mengenali antigen dan bagaimana membuat antibodi untuk melawannya, usai divaksin dosis pertama.

Karena sistem imun masih belajar untuk mengenali antigen supaya bisa membentuk antibodi, wajar jika dalam 7 hari setelah vaksin antibodi belum terbentuk dan seseorang masih sangat mungkin terinfeksi Covid-19.

Baru kemudian vaksin dosis kedua diberikan, respons imun sekunder muncul. Pada titik ini, memori imunologi telah terbentuk dan memicu sistem kekebalan untuk membuat antibodi yang melawan infeksi dengan segera.

Penjelasan yang sama yang juga terdapat dalam laman vaccine-safety-training.org.

Dalam laman itu, disebutkan bahwa sistem kekebalan melalui vaksinasi dapat menghancurkan virus sebelum menyebabkan sakit.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, diketahui bahwa unggahan yang menyebutkan bahwa antibodi pada hari ke-7 berada kondisi paling bagus perlu diklarifikasi.

Pada hari ke-7, antibodi baru mulai terbentuk dan belum sempurna. Antibodi secara sempurna baru akan terbentuk setelah mendapat suntikan vaksin kedua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com