"Tidak ada bukti bahwa perempuan hamil memiliki risiko tinggi terhadap Covid-19," kata Ozge.
Risiko yang dihadapi oleh ibu hamil sama dengan orang dewasa pada umumnya. Maka, tidak perlu khawatir berlebih dan tetap terapkan protokol kesehatan.
Pimpinan Perawatan Klinis COVID-19 WHO, Dr Janet Diaz menjelaskan bahwa ibu yang telah terinfeksi tentu akan mendapat perawatan khusus saat kelahiran.
"Yang kami tahu adalah, ketika mereka tertular Covid-19 dan jika parah kami melihat risiko ICU lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil," kata Janet.
Perlu ada prosedur yang tepat agar virus tidak menular ke bayi dan petugas layanan kesehatan.
WHO sedang membuat rekomendasi prosedur kehamilan dan kelahiran selama pandemi.
Baca juga: Masih Merasakan Anosmia, Kapan Isolasi Boleh Diakhiri?
Sesuai rekomendasi WHO, ibu dan bayi wajib untuk melakukan kontak kulit meski ibu terinfeksi Covid-19.
Justru, ketika ibu dan bayi tidak melakukan kontak kulit, maka bayi akan berisko pada kesehatan bayi di masa mendatang.
"Ini penting karena risiko akibat tidak adanya hal tersebut akan lebih rentan pada kesehatan bayi," kata Ozge.
Metode kontak kulit, menurut WHO dapat menyelamatkan nyawa sekitar 125.000 bayi.
Lebih lanjut, Ozge menyarankan izin kontak kulit antara ibu dan bayi ini juga perlu diiringi dengan tindak lanjut berupa pencegahan dan pengendalian.
Seperti, mengenakan masker untuk ibu dan seluruh petugas kesehatan, ruang dan perlatan higenis, serta fasilitas kesehatan yang memadai.
"Itulah hal-hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi resiko terjadinya kematian bayi," katanya.
Baca juga: Mengapa Lagu Pengantar Tidur Sering Dinyanyikan untuk Menidurkan Bayi?