Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Gempa 8,2 SR Guncang Nias, 1.000 Orang Tewas

Kompas.com - 28/03/2021, 08:15 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 16 tahun yang lalu, tepatnya pada 28 Maret 2005, salah satu wilayah Indonesia diguncang gempa hebat berkekuatan 8,2 pada skala Richter.

Gempa bumi itu terjadi di perairan antara Pulau Nias, Sumatera Utara dan Pulau Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam pada larut malam sekitar pukul 23.09 WIB saat masyarakat tengah beristirahat.

Berdasarkan pemberitaan Harian Kompas (29/3/2005), gempa ini menyebabkan kepanikan luar biasa pada warga di sebagian besar Medan dan Banda Aceh.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Terlebih warga Aceh, mereka langsung berhamburan keluar rumah dengan membawa bungkusan seadanya dan langsung menuju tempat tinggi, karena takut tsunami akan kembali terjadi seperti yang mereka alami akhir tahun sebelumnya.

Ibu-ibu berlarian menggendong anak-anak mereka sambil menangis.

Ada juga seorang perempuan tua yang tampak susah payah menggendong dua cucunya sambil berlari.

Pascagempa besar ini terjadi, saluran listrik dan telepon di sejumlah wilayah, termasuk di Banda Aceh Kota Medan terputus.

Baca juga: Akan Jadi Ibu Kota Baru, Pulau Kalimantan Tak Bebas dari Gempa

Gempa dirasakan hingga Malaysia

Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG saat ini) melaporkan gempa terjadi pada kedalaman 33 kilometer.

Gempa tak hanya dirasakan di Medan dan Banda Aceh, namun juga di daerah Padang, Jambi, Pekanbaru, bahkan hingga Kuala Lumpur, Malaysia.

Seorang geologis Amerika Serikat yang bermarkas di Los Angeles mengatakan, gempa tersebut berpotensi memicu tsunami.

Peringatan dini tsunami pun diedarkan ke Thailand, India, Malaysia, dan Sri Lanka.

Baca juga: Rumus 20-20-20 saat Peringatan Dini Tsunami, Seberapa Efektif?

Melansir informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, gempa ini mengakibatkan lebih dari 1.000 orang meninggal dan 2.391 lainnya luka-luka.

Kejadian ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat dan Pemerintah untuk bisa memperbaiki mitigasi bencana di kemudian hari, karena sesungguhnya kerugian dan korban akibat gempa bisa diminimalisir dengan upaya struktural dan nonstruktural.

Upaya struktural misalnya melakukan pembangunan fisik yang tahan gempa, tidak mendirikan bangunan di lokasi yang rawan, dan sebagainya. 

Sedangkan nonstruktural misalnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bencana dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadali ancaman bahaya bencana. 

Sementara itu, USGS mencatat gempa Nias 2005 ini sebagai gempa terbesar kedelapan di dunia sejak 1900.

Baca juga: Berkaca dari Gempa di Rangkasbitung dan Jepara, Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Antisipasi Gempa Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com