Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Jadi Ibu Kota Baru, Pulau Kalimantan Tak Bebas dari Gempa

Kompas.com - 22/08/2019, 18:22 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Polemik soal dimana lokasi ibu kota baru, nampaknya sudah terjawab. Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (22/8/2019), Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil telah menyebut lokasi ibu kota baru tersebut berada di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Salah satu yang menjadi pertimbangan pemindahan ibu kota ke pulau Kalimantan adalah kejadian gempa bumi yang terbilang jarang.

Meski terbilang jarang terjadi, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur tidak sepenuhnya menjamin bahwa akan terhindar dari gempa bumi.

Seperti diberitakan Kompas.com (20/5/2019), tahun ini saja, sudah terjadi gempa bumi di Kalimantan Timur.

Lindu itu terjadi pada hari Minggu (19/5/2019), dengan magnitudo 4,1. Tepatnya di wilayah Kabupaten Paser, Kalimantan Timur pada pukul 20.13 WIB.

Baca juga: Ibu Kota Dipindah ke Kalimantan Timur, Ini Potensi Bencananya...

Hal tersebut sudah membuktikan bahwa semua pulau yang berada di Indonesia memiliki potensi gempa bumi, tak terkecuali pulau Borneo yang digadang menjadi lokasi ibu kota baru.

Kejadian gempa bumi Mei lalu juga mematahkan anggapan di tengah masyarakat menyebutkan bahwa tak ada gempa bumi di Kalimantan.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan pulau Kalimantan sering dilanda gempa. Tetapi yang membedakan adalah kekuatan gempa yang terjadi di sana relatif kecil.

"Tetapi beberapa gempa merusak hingga memicu tsunami juga ada di daerah Sangkulirang ke utara hingga Tarakan," ungkapnya ketika menjelaskan sejarah gempa di Kalimantan, Mei lalu.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mencatat setidaknya ada 9 gempa bumi dengan kekuatan signifikan yang terjadi di Kalimantan. Gempa tersebut bahkan juga menimbulkan serangkaian kerusakan.

Dalam catatan BMKG, gempa pertama di pulau Kalimantan terjadi pada 14 Mei 1921 di Sangkulirang.

"Dampak gempa Sangkulirang dilaporkan memiliki skala intensitas VII-VIII MMI, yang artinya bangunan banyak yang mengalami rusak sedang hingga berat," kata Daryono.
"Gempa kuat ini diikuti tsunami yang mengakibatkan kerusakan bangunan rumah di sepanjang pantai dan muara sungai di Sangkulirang," sambungnya.

Gempa bumi kedua terjadi pada 19 April 1923 di Tarakan, Kalimantan Timur.

"Gempa Tarakan ini memiliki kekuatan M 7,0 dan dampak guncangannya mencapai skala intensitas VII-VIII MMI. Gempa ini menyebabkan banyak kerusakan bangunan rumah dan rekahan tanah di Tarakan dan sekitarnya," ujar Daryono.

Dua tahun setelahnya, Tarakan kembali digoyang gempa, tepatnya pada 14 Februari 1925.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com